KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman resesi ekonomi tahun depan menghantui berbagai sektor bisnis, tak terkecuali sektor bisnis properti. Namun melihat proyeksi tersebut, PT Indonesian Paradise Property Tbk (
INPP), optimistis tetap mampu mengembangkan bisnis di tahun depan. Surina, Chief Financial Officer Indonesian Paradise optimistis kekuatan membeli masyarakat tetap akan ada dan tertopang kebijakan pemerintah. "Dampak resesi mempengaruhi semua sektor. Dampak yang paling terasa untuk sektor properti adalah kenaikan suku bunga bank. Namun daya beli sektor tertentu seperti menengah ke atas, tentunya masih ada," tutur Surina kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Indonesian Paradise (INPP) Berharap Mencetak Penjualan Rp 200 Miliar pada Akhir 2022 Ia menilai dukungan Pemerintah berupa keringanan pajak, nilai down payment yang rendah, serta keringanan cara membayar, tentu tetap akan menarik minat pembeli di sektor properti. Surina menilai, justru di saat seperti ini merupakan waktu tepat untuk membeli properti sebagai investasi. Untuk menghadapi ancaman resesi ekonomi tahun depan, Indonesian Paradise menyiasatinya dengan meluncurkan berbagai produk untuk tiap pasar. Sebagai contoh, emiten berkode INPP ini tetap percaya diri memasarkan apartemen di Jakarta dengan harga Rp 1 miliar. "Dengan harga Rp 1 miliar lebih, sudah bisa dapat apartemen studio di Jakarta Selatan dengan lokasi yang sangat strategis. Ini juga didukung oleh kerjasama dengan beberapa bank juga yang memberikan keringanan seperti DP kecil dan pembebasan seperti biaya admin, dan lainnya," sambungnya. Di sisi lain, Wakil Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI), Raymond Ardan Arfandy pernah menyebutkan bahwa tahun depan, kinerja sektor properti akan meningkat lagi walau dikelilingi oleh ancaman resesi ekonomi hingga perang antara Ukraina dan Rusia. "Setelah pandemi tiga tahun yang cukup berat, tahun depan properti akan naik lagi. Namun dengan adanya resesi ekonomi, kami menargetkan kenaikan 30% atau setidaknya kembali ke posisi normal," ujarnya. Ia menambahkan permintaan di sektor properti sebenarnya telah menurun sejak tiga tahun belakangan, baik karena pandemi dan juga perang. Dua indikator yang menyebabkan kenaikan harga material ini, tentunya akan membuat harga jual menjadi ikut terkerek. Namun, menurut dia penggarapan dengan menekankan pada desain sederhana dan nilai arsitektur tinggi, tetap akan diminati masyarakat. Raymond mengatakan, pengembangan properti berbasis needs atau kebutuhan juga tetap dicari oleh masyarakat sekalipun itu berada di tengah ancaman resesi ekonomi. Contohnya adalah properti residensial, seperti tumah tapak hingga rumah subsidi. President Director & CEO PT Indonesian Paradise Anthony Prabowo Susilo juga menambahkan, pihaknya mantap mengerjakan 6 proyek residensial terbaiknya di beberapa kota di Indonesia di tahun depan.
Baca Juga: Okupansi Hotel di Bali Menanjak, Indonesian Paradise (INPP) Evaluasi Tarif Kamar Keenam proyek residensial yang mau digarap tersebut adalah Sahid Kuta Lifestyle Resort, Hyattt Place Makasar, 23 Paskal Extension, mixed use di Semarang, Antasari Place Semarang, residensial dan komersial di Balikpapan. “Kami sudah membuktikan bahwa INPP mampu bertahan dan tetap membangun di tengah pandemi bahkan 4 unit bisnis kami mulai beroperasi di masa pandemi tersebut. Kami optimis pertumbuhan negeri yang positif juga akan membawa INPP akan semakin kuat membangun negeri,” ungkap Antony. Saat ini INPP sudah memiliki dan mengoperasikan sarana komersial, seperti Plaza Indonesia, ThePlaza, Fx Sudirman, Beachwalk Shopping Center, 23 Paskal Shopping Center dan Park23. Sementara untuk hotel, INPP sudah memiliki 13 hotel dengan 8 brand, yaitu Grand Hyatt Jakarta, Sheraton Bali Kuta Resort, Hyatt Place, Aloft Hotel, Maison Aurelia, Sanur Bali, Harris Hotel, Yello Hotel dan Pop hotel. Residensial, INPP memiliki Keraton At The Plaza, FX Sudirman, One Residence, 31 Sudirman Suites, Residence Beachwalk dan Antasari Place.
Indonesian Paradise menjadikan produk apartemen dan landed house sebagai produk andalannya tahun depan. INPP juga akan mulai membangun mall di beberapa kota besar di Indonesia. Melihat optimisme pertumbuhan bisnis properti di tengah himpitan resesi ekonomi tahun depan, Indonesian Paradise menyiapkan capex senilai Rp 950 miliar tahun depan. "Capex tahun 2023 sekitar Rp 950 miliar. Sekitar Rp 400 miliar akan dialokasikan untuk existing unit bisnis dan project berjalan, sisanya untuk pengembangan proyek-proyek baru," jelas Surina. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi