Indonesian Tobacco (ITIC) bakal tambah anggaran capex 2020 untuk beli daun tembakau



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tembakau iris, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 10 miliar di empat bulan pertama tahun ini. Angka ini setara dengan sekitar 40% anggaran capex awal yang dipatok sebesar Rp 25 miliar.

Direktur Utama ITIC Djonny Saksono mengatakan, serapan capex di empat bulan pertama digunakan untuk membeli sebanyak 250 ton daun tembakau. “Pemasoknya dari petani-petani kami di Jawa Tengah 60%, dan dari Jawa Timur 40%,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (26/5).

Lebih lanjut, Djonny  bilang, daun tembakau sebanyak 250 ton hanya bisa memenuhi sekitar 10% dari  kebutuhan bahan baku ITIC tahun ini. Oleh karenanya, perusahaan berencana menambah anggaran capex tahun ini untuk kembali membeli lebih banyak daun tembakau hingga tutup tahun nanti.


Baca Juga: Cukai rokok naik, Indonesian Tobacco (ITIC) justru dapat berkah

Sementara sisa capex sebesar Rp 15 miliar yang belum digunakan akan dihabiskan untuk membeli daun tembakau di sepanjang kuartal II 2020.

Menurut Djonny, sejauh ini ITIC belum menjumpai adanya kebutuhan untuk membeli mesin baru lantaran mesin yang sudah ada saat ini masih berada dalam kondisi baik. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa alokasi penggunaan capex tahun ini difokuskan untuk membeli bahan baku.

Rencana untuk menambah anggaran capex didukung kondisi arus kas perusahaan yang kuat seiring dengan tren penjualan yang baik di empat bulan pertama. Djonny tidak merinci secara detail berapa realisasi kinerja penjualan ITIC di empat bulan pertama.

Yang jelas, menurut Djonny, realisasi penjualannya masih sejalan dengan target pertumbuhan penjualan sebesar 20% yang dikejar oleh ITIC tahun ini.

Sejauh ini Djonny mengaku belum bisa mengungkapkan berapa kira-kira tambahan capex yang ingin dianggarkan. Alasannya, ITIC masih ingin memantau perkembangan musim pada beberapa waktu ke depan sebelum menentukan banyaknya pembelian daun tembakau.

Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) tetap kaji ekspansi pabrik di tengah pandemi corona

Hal ini dilakukan untuk memastikan agar daun tembakau yang dibeli tidak banyak terkena air hujan serta memiliki kondisi yang baik. “Kalau cuaca bagus tidak banyak hujan, kami meningkatkan jumlah pembelian dalam skala besar dan sebaliknya,” kata Djonny (26/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari