Indopoly Kerek Produksi di Pabrik Indonesia dan China



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) akan menyelesaikan penambahan lini produksi di dua pabriknya yang berlokasi di Purwakarta, Indonesia dan Suzhou, China tahun ini.

Setelah penambahan tersebut selesai, kapasitas produksi di Indonesia akan meningkat menjadi 25.000 ton per tahun dan di Tiongkok menjadi 40.000 ton per tahun, sehingga total kapasitas produksi Indopoly naik dari 100.000 menjadi 165.000 ton per tahun.

“Indopoly telah memulai pembangunan tambahan lini mesin Biaxially-Oriented Polypropylene (BOPP) sejak 2023 dan kami menargetkan investasi tersebut akan mulai berkontribusi positif pada akhir tahun 2024. Selain itu kami juga berinvestasi pada dua lini metalizing yang spesial pada masing-masing lokasi pabrik. Kami akan terus mendiversifikasi produk film kami ke pasar high-end melalui metalized film untuk berbagai kebutuhan.” Ungkap Henry Halim, Presiden Direktur PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk dalam siaran pers, Senin (10/6).


Baca Juga: Penjualan Turun, Laba Indopoly Swakarsa (IPOL) Terjun 95,74% di Semester I-2023

Kinerja dan ekspansi Indopoly di Tiongkok mendapat apresiasi positif dari Duta Besar RI untuk China, Djauhari Oratmangun. Apresiasi ini ditandai dengan kunjungan Djauhari, didampingi oleh Konsulat Jenderal RI untuk Shanghai, Berlianto Situngkir, beserta jajaran Konsulat Jenderal Kedutaan Besar RI di China untuk meninjau fasilitas penambahan lini produksi di pabrik Indopoly di Suzhou.

Suzhou Kunlene Film Industries, entitas anak PT Indopoly Swakarsa Industry yang berlokasi di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, China, telah berdiri sejak 2001. Perusahaan ini memproduksi thermal film yang ramah lingkungan dan metalized film untuk berbagai keperluan dalam industri kemasan makanan, pengemasan non-makanan, industri laminasi grafis, dan lainnya.

 
IPOL Chart by TradingView

Dikutip dari siaran resmi Kedutaan RI di China, Djauhari menyatakan tidak banyak yang tahu bahwa proses pembuatan film kemasan sudah menggunakan teknologi maju, dan Indonesia memiliki rekam jejak bisnis industri ini di Tiongkok selama lebih dari dua puluh tahun.

Perusahaan subsidiary pertama dibangun pada 1996 di Kota Kunming, Provinsi Yunnan, dan Kunlene menjadi perusahaan asing terbesar pertama yang menanamkan investasi di sana. Produk perusahaan telah digunakan untuk kemasan produk ternama seperti rokok, makanan minuman, barang pribadi, hingga produk gadget Apple.

Henry Halim menambahkan, Indopoly juga telah mengembangkan plastic film mono-material yang lebih mudah didaur ulang serta film biodegradable yang cepat terdegradasi jika terkena tanah dan sinar matahari.

Baca Juga: Manajemen Indopoly Swakarsa Industry (IPOL) Putuskan Bagikan Dividen US$ 2,45 Juta

Sejak 2018, perusahaan juga telah menerapkan industri 4.0 dengan memanfaatkan integrasi big data dan Industrial Internet of Things (IIoT) untuk meningkatkan efisiensi produksi di setiap lokasi.

Dalam keterangan resminya, Henry Halim juga menyatakan komitmennya untuk terus memperkenalkan produk baru seperti film breathable untuk pasar Amerika Serikat, film anti-fog untuk pasar Australia, dan ultra-high barrier films untuk pasar China, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

"Kami selalu mendiversifikasi portofolio produk kami untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus berkembang demi pertumbuhan yang berkelanjutan," ungkap Henry Halim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli