JAKARTa. PT Indorama Synthetics Tbk menjagokan benang pintal sebagai kontributor utama pendapatan mereka tahun ini. Makanya, perusahaan ini berupaya habis-habisan memberikan perhatian pada lini bisnis tersebut. Alasan Indorama Synthetics menaruh harapan lebih pada benang pintal karena produk itu menawarkan margin lebih tebal. "Perbedaannya bisa 5%-6% lebih tinggi kalau dari poliester," terang V. S. Baldwa, Presiden Direktur PT Indorama Synthetics Tbk usai paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jumat (2/9). Asal tahu, Indorama Synthetics membagi lini produk menjadi empat. Selain benang pintal dan poliester, perusahaan berkode saham INDR di Bursa Efek Indonesia itu juga memiliki lini bisnis kain serta produk lain (lihat tabel). Nah, tahun ini manajemen Indorama menargetkan volume ekspor benang pintal sebanyak 70.000 metrik ton (MT)-75.000 MT. Target tersebut lebih gemuk ketimbang realisasi volume ekspor benang pintal tahun lalu sebanyak 67.000 MT. Sementara dua produk lain tak ditargetkan tumbuh pada tahun ini. Indorama Synthetics memprediksi, volume ekspor poliester dan kain 2016, sama dengan tahun lalu yakni masing-masing sebesar 190.000 MT dan 49.000 MT. Target stagnan dengan tahun lalu itu pun bukan tanpa alasan. Manajemen Indorama Synthetics bilang dalam menjalankan bisnis poliester, mereka harus menghadapi kompetitor berat yakni produsen asal China.
Indorama andalkan benang pintal
JAKARTa. PT Indorama Synthetics Tbk menjagokan benang pintal sebagai kontributor utama pendapatan mereka tahun ini. Makanya, perusahaan ini berupaya habis-habisan memberikan perhatian pada lini bisnis tersebut. Alasan Indorama Synthetics menaruh harapan lebih pada benang pintal karena produk itu menawarkan margin lebih tebal. "Perbedaannya bisa 5%-6% lebih tinggi kalau dari poliester," terang V. S. Baldwa, Presiden Direktur PT Indorama Synthetics Tbk usai paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jumat (2/9). Asal tahu, Indorama Synthetics membagi lini produk menjadi empat. Selain benang pintal dan poliester, perusahaan berkode saham INDR di Bursa Efek Indonesia itu juga memiliki lini bisnis kain serta produk lain (lihat tabel). Nah, tahun ini manajemen Indorama menargetkan volume ekspor benang pintal sebanyak 70.000 metrik ton (MT)-75.000 MT. Target tersebut lebih gemuk ketimbang realisasi volume ekspor benang pintal tahun lalu sebanyak 67.000 MT. Sementara dua produk lain tak ditargetkan tumbuh pada tahun ini. Indorama Synthetics memprediksi, volume ekspor poliester dan kain 2016, sama dengan tahun lalu yakni masing-masing sebesar 190.000 MT dan 49.000 MT. Target stagnan dengan tahun lalu itu pun bukan tanpa alasan. Manajemen Indorama Synthetics bilang dalam menjalankan bisnis poliester, mereka harus menghadapi kompetitor berat yakni produsen asal China.