Indosat anggarkan Rp 6,4 triliun untuk modernisasi jaringan



KONTAN.CO.ID - LAMPUNG. PT Indosat Tbk (ISAT) kini tengah fokus menggarap modernisasi jaringan. Dari belanja modal yang dianggarkan sebesar Rp 8 triliun pada tahun ini, perusahaan mengalokasikan 80% khusus untuk meningkatkan kualitas jaringan. Rencananya, modernisasi akan diutamakan ke kota lapis kedua dan kota lapis ketiga di luar pulau Jawa.

"Tahun lalu larinya banyak ke Jawa," ujar Joy Wahyudi, Presiden Direktur PT Indosat Tbk di Lampung, Rabu (18/4).

Meski belum bisa mengejar kualitas di pulau Jawa, tetapi setidaknya dengan strategi ini akses data di luar akan terus meningkat. Menurutnya, peralihan dari SMS dan suara ke data akan terjadi di seluruh wilayah. Apalagi saat ini pasar di luar Jawa masih cukup kompetitif.


Daerah pertama yang dikembangkan adalah Lampung. Kota ini sengaja dipilih karena tingkat permintaan data yang cukup tinggi sekaligus merupakan kota transit untuk mudik saat Lebaran. Orang yang akan masuk ke Sumatra melalui jalur darat pasti akan melintasi Lampung.

Sejak akhir kuartal IV-2017, rupanya ISAT sudah mulai menyiapkan pengembangan jaringan di daerah tersebut. Tak hanya ibu kota provinsi, modernisasi jaringan sudah mencakup 15 kabupaten dan 213 kecamatan mulai dari Bakauheni, Bandar Lampung, Metro, Sribawono hingga wilayah perbatasan.

Berkat modernisasi jaringan tersebut selama kuartal I 2018 sudah mulai terlihat peningkatan yang signifikan. Untuk jaringan 3G jangkauannya telah meningkat dari 45,68% menjadi 87,02%. Kemudian, jaringan 4G jangkauannya tumbuh dari 13,66% menjadi 77,82%.

"Khusus untuk Lampung diharapkan pertumbuhannya kontribusinya bisa sampai double digit," imbuh Joy.

Rencananya, setelah Lampung masih ada empat kota lagi yang akan dibidik ISAT. Kota-kota tersebut berlokasi di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Joy berharap paling tidak saat Lebaran ada satu kota lagi yang telah siap dan sisanya menyusul seusai Lebaran. Namun ia masih belum bisa merinci kota mana lagi yang akan diincar.

Di antara pulau-pulau di luar Jawa, Sumatra memang menjadi fokus perhatian perusahaan. Dalam program modernisasi jaringan kali ini perseroan akan mengembangkan setidaknya dua kota di pulau tersebut. Sumatra sengaja dipilih karena merupakan kontribusi pendapatan terbesar kedua setelah pulau Jawa.

Lanjut Joy, 20% sisa anggaran belanja modal aan digunakan untuk membiayai komponen teknologi informasi. Bagaimanapun pengembangan teknologi perlu dilakukan untuk tetap mengakomodir lonjakan trafik yang terjadi. Sekaligus sebagai supaya pelanggan bisa melakukan registrasi nomernya.

Meski cukup ekspasif melakukan modernisasi jaringan, Joy masih belum bisa memperkirakan proyeksi pertumbuhan pendapatan tahun ini. Menurutnya, hal itu masih harus disesuaikan dengan peristiwa yang terjadi tahun ini. Hanya saja, ia melihat, pada 2018 ekspektasi industri telekomunikasi hanya akan mencapai satu digit.

"Makanya kami bilang dari awal single low," ujarnya.

Asal tahu saja, sepanjang 2017 pendapatan ISAT hanya tumbuh tipis 2,54% dari Rp 29,18 triliun menjadi Rp 29,93 triliun. Sedangkan laba tahun berjalan tumbuh 2,04% dari Rp 1,28 triliun menjadi Rp 1,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini