Indosat ganti pemimpin, strategi tetap sama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mundurnya Alexander Rusli dari kursi kepempimpinan PT Indosat Tbk (ISAT) atau dikenal dengan Indosat Ooredoo tidak membuat investor dan analis khawatir. Analis merasa, strategi emiten telekomunkasi ini nampaknya tidak akan banyak berubah, dari sisi persaingan harga dan usaha ekspansi ke luar Jawa.

Giovanni Dustin, Analis Mirae Asset Sekuritas menyatakan untuk saat ini, ISAT masih belum memberikan indikasi akan mengubah strategi di tengah persaingan industri telekomunikasi yang sudah ketat. "Strategi mereka saat ini masih mempertahankan harga yang murah dan ekspansi keluar Jawa," kata Giovanni saat dihubungi KONTAN, Kamis (19/10).

Menurut Giovanni, saingan utama ISAT adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang sama-sama menyediakan penawaran paket data yang murah. Ia melanjutkan, rencana monetisasi data atau menaikkan harga paketnya kemungkinan baru terjadi di semester kedua tahun depan.


Serupa, Chandra Pasaribu analis PT Indo Premier Sekuritas menyetujui potensi ISAT bakal bertambah bila mereka makin mencengkram lahan di luar Jawa. "Jika Indosat meningkatkan kehadirannya di luar Jawa sambil menawarkan harga yang kompetitif, maka akan menciptakan arus pendapatan baru untuk perusahaan," jelasnya dalam riset 18 September lalu.

Mengenai persaingan harga, Chandra mengungkapkan, ISAT cenderung mempertahankan harga menarik untuk paket perdana. Hal ini dapat membuat langkah menaikkan harga paket seluler menjadi susah karena pasar menjadi sensitif terhadap persaingan harga. "Indosat telah meningkatkan bonus untuk paket perdana untuk menarik dan mempertahankan pelanggannya," tulis Chandra

Namun, seiring bertambahnya bonus tersebut, Chandra menyatakan hal ini tidak menyebabkan penurunan tarif secara besar-besaran karena bonus ditempatkan secara strategis di jam tertentu atau khusus di jaringan 4G.

Dia melihat, starter pack yang ditawarkan Simpati dari Telkomsel untuk kuota 2 GB dihargai Rp 47.000, sedangkan dari XL Axiata sebesar Rp 60.000 dengan kuota 4 GB. Sedangkan Indosat IM3 menarik Rp 55.000 dengan kuota utama 9 GB.

Giovanni memberikan rekomendasi buy saham ISAT dengan target harga akhir tahun di Rp 8.100 per saham. Chandra juga memberikan rekomendasi buy dengan target harga Rp 8.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati