KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah PT Indosat Tbk (ISAT) alias Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengakuisisi 325.000 aset pelanggan milik PT MNC Kabel Mediacom (MNC Play) senilai Rp 877 miliar akan membawa efek positif. Akuisisi pelanggan ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan ISAT di bisnis Fiber-to-the-Home (FTTH) yang dikenal dengan brand Indosat HiFi. Analis Maybank Sekuritas Etta Rusdiana menilai, ekspansi ISAT di bisnis fixed broadband sebagai hal yang positif. ISAT dapat menggunakan asset light model dengan menyewa fiber optic dari pihak ketiga sehingga lebih efisien. Sebagaimana diketahui, berbarengan dengan akuisisi pelanggan MNC Play oleh ISAT, jaringan FTTH MNC Play juga diambil alih oleh Asianet (Lightstorm Group Company). Dengan begitu, ISAT akan membayar sewa ke Asianet untuk infrastruktur jaringan yang diperlukan dalam mendukung penyediaan layanan bagi pelanggan yang telah diakuisisi dari MNC Play, serta kebutuhan infrastruktur lainnya.
Lebih lanjut, Etta melihat, pasar yang belum dikembangkan di fixed broadband adalah layanan prabayar. "Kami memperkirakan setiap 1 juta tambahan pelanggan fixed broadband dapat menambah hingga 5% pendapatan tahun 2024 ISAT," kata Etta saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (7/12).
Baca Juga: Emiten Telekomunikasi Siap Menerima berkah Lonjakan Trafik di Nataru dan Pemilu Menurut Etta, Jawa dan Sumatera adalah arena penting untuk mendapatkan pangsa pasar karena kepadatan penduduknya. Adapun ekspansi operator ke Timur, Etta melihat pengembangan bisnis ke wilayah ini cenderung terbatas dan kemungkinan ISAT akan fokus di area yang menguntungkan secara ekonomi, yakni kota-kota utama. Ekspansi ke Timur pun lebih merupakan awal dari strategi jangka panjang. “Biasanya, terdapat first mover advantage di fixed broadband dan ekspansi selular sebagai langkah untuk pengenalan merek dan produk,” tutur Etta. Dalam riset tanggal 17 November 2023, Analis Indo Premier Sekuritas Giovanni Dustin dan Michelle Nugroho menilai, akuisisi pelanggan MNC Play ini umumnya positif bagi ISAT. Berkat transaksi ini, ISAT dapat terus memperluas jumlah home passes layanan FTTH dengan beban belanja modal yang terbatas. ISAT juga memperoleh akses instan ke sekitar 1,5 juta rumah yang jaringannya dikelola Asianet dan 325 ribu rumah yang telah menjadi pelanggan MNC Play. Hal ini akan membantu ISAT untuk memulai bisnis FTTH-nya yang diperkirakan mempunyai pangsa pasar sekitar 3% setelah transaksi serta membuka sinergi fixed mobil convergence (FMC). Apalagi, ISAT bertujuan untuk mencapai pangsa pasar sekitar 10% dalam tiga tahun ke depan. Dengan adanya akuisisi ini, ISAT diperkirakan akan mendapat tambahan pendapatan 2,2%-2,3% dan EBITDA 1,6% pada tahun 2024-2025. "Mengingat ini adalah transaksi yang seluruhnya tunai, kami juga meyakini bahwa transaksi ini berpotensi menghasilkan keuntungan tambahan," kata kedua analis Indo Premier Sekuritas tersebut. Indo Premier Sekuritas memprediksi, ISAT berpotensi membukukan pendapatan Rp 55,07 triliun dengan laba bersih Rp 4,03 triliun pada 2024. Jumlah tersebut masing-masing naik 7,27% dan 49,07% secara tahunan dari proyeksi pendapatan 2023 yang sebesar Rp 51,33 triliun dan laba bersih Rp 2,7 triliun. Merujuk riset tanggal 20 November 2023, Analis Ciptadana Sekuritas Gani melihat, ke depannya, untuk mengejar pertumbuhan bisnis fixed broadband dengan aset ringan, ISAT kemungkinan akan menjual aset fiber optic-nya. Asianet diyakini juga akan menjadi bagian dari para calon pembeli aset fiber ISAT. Saat ini, ISAT memiliki jaringan fiber yang luas yang mencakup sekitar 80.000 kilometer. Gani yakin bahwa aset fiber mempunyai potensi untuk memperoleh valuasi yang lebih tinggi kelipatannya, mungkin melebihi 6x EV/EBITDA.
Baca Juga: Kinerja Emiten Operator Telekomunikasi Positif, Cek Rekomendasi TLKM, ISAT dan EXCL Menurut Gani, pembeli potensial fiber optic ISAT kemungkinan terdiri dari dua pihak. Pertama, investor infrastruktur digital/telekomunikasi khusus (seperti: Lightstorm atau Digital Colony/EPIDCO yang berinvestasi di CENT) yang biasanya beroperasi dengan biaya dana rendah. Kedua, towercos melakukan diversifikasi ke bisnis fiber yang memiliki multiple trading dengan EV/EBITDA lebih tinggi dari 10x. Dengan demikian, transaksi apa pun kemungkinan besar akan menghasilkan win-win solution yang menguntungkan bagi ISAT dan pembeli. Dana hasil divestasi aset bisa dicairkan untuk menutupi belanja modal pembelian pelanggan MNC Play dan sisanya dapat dibayarkan sebagai dividen khusus mengingat ISAT sudah mempunyai free cash flow (FCF) positif.
Ketiga sekuritas ini merekomendasikan
buy saham ISAT dengan target harga yang berbeda. Maybank Sekuritas menetapkan target harga Rp 11.500 per saham, Indo Premier Sekuritas Rp 10.400 per saham, dan Ciptadana Sekuritas Rp 11.000 per saham. Pada perdagangan Kamis (7/12), harga ISAT naik 0,81% ke level Rp 9.375 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat