Indosat (ISAT) belum siapkan alokasi dana pengembangan jaringan 5G



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo menjelaskan pihaknya belum mengalokasikan dana khusus untuk pengembangan jaringan 5G di Indonesia. Hal ini karena rencana implementasi 5G di Indonesia masih belum terang sehingga perusahaan masih menunggu kejelasan rencana pemerintah.

Kustanto, Group Head Network Strategy, Architecture and Solution Indosat menyampaikan bahwa saat ini belum ada investasi yang digelontorkan untuk pengembangan jaringan 5G. Dari total alokasi dana belanja modal tahun ini Rp 10 triliun mayoritas masih digunakan untuk pengembangan jaringan 4G yang ditargetkan bisa menjangkau 87% dari total populasi di akhir tahun nanti.

“Kalau soal persiapannya kami belum bisa bicara terlalu banyak karena persiapannya kan 5G belum ada. Yang jelas, back bone harus kami perbesar dan teknologinya harus kami update supaya siap dengan 5G nantinya,” ujarnya di Jakarta, Senin (29/4)


Dirinya sendiri enggan meraba-raba investasi yang diperlukan untuk menggarap 5G, hal ini karena belum ada keputusan implementasi 5G yang jelas dari pemerintah. Selain itu, perusahaan ini juga perlu melakukan rencana bisnis terkait dengan jaringan paling anyar tersebut.

“Begitu 5G ready, tergantung sisi komersialnya mau kembangkan 5G bagaimana. Apakah mau diseluruh Indonesia atau di kota besar saja? Bisnisnya juga harus ditentukan dulu mau B2B atau B2C, baru dari situ kami bisa tentukan berapa kira-kira kebutuhan investasi untuk 5G,” lanjutnya.

Asal tahu saja, pemerintah sendiri baru akan memutuskan penggunaan frekuensi seusai perhelatan Konferensi Komunikasi Radio Dunia (WRC) pada Oktober mendatang. Rencananya pemerintah akan memanfaatkan frekuensi middle band 3,5 Ghz yang sudah digunakan untuk satelit yang akan dikonsolidasikan dengan frekuensi 5G.

“Kalau spesifiknya masih belum ketahuan, tetapi pemerintah pasti lagi mengkaji. Kalau pakai 3,5 Ghz itu masih dipakai satelit, itu apakah nanti bisa hybrid atau satelit dengan telestrial atau tidak? Kalau kami pakai frekuensi tinggi pasti coverage-nya sempit-sempit tetapi kapasitasnya besar jadi masih banyak yang perlu dikaji ulang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .