Indosat (ISAT) cetak kenaikan pendapatan di 2020, ini rekomendasi dari BRIDanareksa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan pada kuartal IV tahun 2020. Ini menunjukkan emiten berkode saham ISAT berhasil menghadapi persaingan yang ketat di tengah subsidi kuota untuk pelajar dan menurunnya daya beli karena pandemi Covid 19. 

Meski pendapatan naik, EBITDA Indosat di kuartal IV tahun 2020 menurun. Berdasarkan dalam keterbukaan induk usaha Grup Ooredoo di Qatar, pendapatan Indosat kuartal IV-2020 telah mencapai Rp 7,18 triliun. Angka ini lebih tinggi dari kuartal III-2020 sebesar Rp 7,14 triliun. Namun jika pendapatan Indosat menurun dibanding kuartal IV tahun 2019 yang sebesar Rp 7,26 triliun.

Sementara itu, EBITDA Indosat di kuartal IV tahun 2020 menurun 4,6% secara kuartalan menjadi Rp 2,89 triliun dari kuartal III tahun 2020 sebesar Rp 3,04 triliun. Namun jika dibanding secara tahunan, EBITDA ISAT naik 10,7% dari Rp 2,62 triliun pada kuartal IV-2019. 


Baca Juga: Bisnis jual beli menara telekomunikasi dinilai bakal menarik

Marjin EBITDA Indosat pada kuartal IV tahun 2020 turun ke level 40% dari 42,5% di kuartal III tahun 2020. Ini karena beban depresiasi dan amortisasi (D&A) pada kuartal IV tahun 2020 meningkat. 

Analis BRIDanareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam riset memperkirakan, laba operasi Indosat pada kuartal IV tahun 2020 menunjukkan pertumbuhan. Selain itu, biaya keuangan kuartal IV tahun 2020 relatif tampak lebih rendah secara kuartalan meskipun terdapat pembiayaan sewa. 

"Secara keseluruhan, kami perkirakan bottomline Indosat di kuartal IV tahun 2020 masih akan menunjukkan membukukan kerugian bersih sebesar Rp 350 miliar - Rp 400 miliar secara organik," jelas Niko dalam riset 15 Februari 2021. Namun, realisasi pendapatan Indosat diperkirakan mencapai Rp 27,84 triliun atau naik sekitar 7% secara tahunan. 

Jika hasil ini dikonfirmasi, maka akan sejalan dengan perkiraan tahun 2020. Sementara Indosat telah mencapai 99% dari perkiraan EBITDA tahun 2020. "Kami melihat Indosat tetap akan memperbaiki jaringan dan peluncuran pengeluaran 4G," jelas Niko.  

Baca Juga: 3 Indonesia: Pembatalan lelang pita freksuensi radio tak pengaruhi rencana merger

Ini karena ISAT telah membelanjakan capex pada tingkat yang sama atau sedikit lebih tinggi daripada kuartal sebelumnya pada tahun 2020. Angka ini memenuhi batas terendah belanja modal tahun 2020 sebesar Rp 8,5 triliun - Rp 9,5 triliun. 

Grup Induk Ooredoo mengklaim, belanja modal tersebut untuk peningkatan jaringan Indosat yang dilakukan oleh layanan web Ookla dan Opensignal. Sekarang ISAT diklaim memiliki jaringan tercepat kedua setelah Telkomsel. 

Menurut tes yang dilakukan oleh Ookla pada periode kuartal III sampai kuartal IV tahun 2020 yakni jaringan tes ISAT memiliki kecepatan 19,14mbps dibanding Telkomsel 22,22mpbs. Sementara ISAT berada di urutan ketiga di belakang Telkomsel dan Hutch3 dalam hal latensi.

Sepanjang tahun 2020, jumlah pelanggan Indosat mencapai 60,3 juta pelanggan. Jumlah pelanggan tersebut naik dari tahun 2019 sebanyak 59,3 juta pelanggan. Penambahan jumlah pelanggan ini membuat ARPU Indosat juga naik dari Rp 27.900 pada tahun 2019 menjadi Rp 32.500 pada tahun 2020.

Hitungan Niko, sepanjang tahun 2021 Indosat akan mengantongi pendapatan Rp 29,55 triliun dengan EBITDA Rp 12,6 triliun. Sedangkan bottom line, ISAT diperkirakan masih merugi sebesar Rp 19 miliar. 

Karena itu, Niko masih memberi rekomendasi jual saham ISAT dengan target harga Rp 4.600 per saham. "Kami memperkirakan, 60%-70% hasil MoU dengan Hutch3 dapat diakhiri dalam merger," jelas dia. 

Baca Juga: Pembatalan Lelang 5G Bisa Ganggu Iklim Investasi, Ganggu Konsolidasi ISAT dan Tri

Indosat mengisyaratkan sedang dalam perjalanan untuk perjanjian sewa 3.000-5.000 menara. "Kami menilai akan ada pembayaran dividen besar setelah selesainya perjanjian sewa ini. Kami juga melihat ada dua masalah dalam kesepakatan ini yaitu jumlah spektrum yang akan dipertahankan dalam pasca-merger akan menentukan nilai merger yang dibawa Indosat dalam kesepakatan ini," papar Niko 

BRIDanareksa juga memperkirakan bahwa Indosat dapat menyerahkan kepemilikan saham ke investor asing dapat memiliki hingga 100% saham yang membutuhkan komitmen lebih tinggi dari grup Hutchison.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana