KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Ooredoo Tbk (
ISAT) dan PT Hutchison Tbk (H3I) bakal menjelma menjadi operator terbesar kedua di Indonesia. Posisi ini bisa diraih setelah keduanya resmi melakukan penggabungan usaha atawa merger. Berdasarkan keterangan resmi, Kamis (16/9), induk kedua perusahaan, Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo Group) dan CK Hutchinson Holdings Limited melakukan penandatanganan dari kesepakatan transaksi definitif atas merger ISAT dan H3I. Penandatanganan ini dilakukan di Doha, Qatar. Ooredoo Group saat ini memiliki 65% saham ISAT melalui Ooredoo Asia. Merger bakal menyebabkan CK Hutchison menerima 21,8% saham ISAT. Pada saat yang beramaan, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia menerima 10,8% saham ISAT dari Ooredoo Group.
Bersamaan dengan transaksi tersebut, CK Hutchison akan mendapat 50% saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8% sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33% saham di Ooredoo Asia.
Baca Juga: Indosat Ooredoo segera luncurkan layanan 5G di Makassar dan Balikpapan Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7% kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai US$ 387 juta. Menyusul transaksi tersebut, para pihak akan masing-masing memiliki 50% dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru yaitu Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison.
Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group
dan CK Hutchison. Perusahaan gabungan akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan pemerintah Indonesia memiliki 9,6% saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8% saham, dan pemegang saham publik lainnya memiliki sekitar 14,0% saham. "Dengan adanya kesepakatan ini, kami bisa fokus untuk menyelesaikan transaksi untuk menggabungkan keahlian dari masing-masing grup," ujar Aziz Aluthman Fakhroo, Managing Director of Ooredoo Group. Perusahaan gabungan akan memiliki skala, kemampuan keuangan, dan keahlian untuk bersaing dengan lebih efektif. Selain menjadi yang terbesar kedua, entitas hasil merger berpotensi menggarap pasar dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$ 3 miliar. Keduanya juga bakal mendapat keuntungan berupa sinergi belanja modal. Perusahaan memperkirakan rasio proses (run rate) tahunan sinergi sebelum pajak akan mencapai US$ 300-US$ 400 juta dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi