Indosat (ISAT) Fokus Lanjutkan Ekspansi Jaringan ke Indonesia Timur pada Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) alias Indosat Ooredoo Hutchison menuturkan bahwa tahun 2024 ini akan fokus melanjutkan ekspansi di luar Jawa.

Steve Saerang SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison menjelaskan daerah yang difokuskan di antaranya adalah bagian Timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, hingga Papua. 

"Pengembangan ini selaras dengan tujuan besar Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya kepada Kontan, Jumat (5/1). 


Ia melanjutkan, sebagai target jangka panjang, Indosat berkomitmen membangun hingga 11.400 lokasi jaringan baru di seluruh nusantara yang mencakup 7.660 desa baru pada akhir tahun 2025. 

Baca Juga: Indocement (INTP) Siapkan Capex Hingga Rp 1,5 Triliun Tahun Ini

"Kami menargetkan layanan kami dapat menjangkau lebih dari 59 ribu desa dan kelurahan di seluruh Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, hingga akhir 2023, ISAT telah mengoptimalkan jaringan di 434 lokasi prioritas dan meningkatkan kapasitas jaringan di 527 titik.

Pada momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 lalu, pihaknya dapat mengantisipasi lonjakan lalu lintas data berkat optimalisasi kapasitas jaringan. Steve menyebutkan di momen Nataru tersebut Perseroan mencatat peningkatan trafik data sebesar 8,4% pada 24 Desember 2023 dan 8,9% pada 31 Desember 2023 dibandingkan dengan rata-rata periode hari normal. 

"Peningkatan lalu lintas data dipicu penggunaan aplikasi seperti WhatsApp, Facebook, dan YouTube serta game online seperti Mobile Legends, Roblox, Call of Duty, Genshin Impact, dan PUBG," urainya.

Sebagai tambahan informasi, ISAT mencetak kenaikan pendapatan 8,5% year on year (YoY) menjadi Rp 37,46 triliun selama periode Januari-September 2023.

Baca Juga: Kinerja Keuangan Masih Negatif, Begini Penjelasan Blibli (BELI) ke BEI

Pendapatan ISAT masih ditopang oleh pendapatan seluler yang mencapai Rp 32,17 triliun, kemudian disusul pendapatan MIDI dan telekomunikasi tetap yang masing-masing senilai Rp 4,53 triliun dan Rp 750,6 miliar.

Dari sisi bottom line, ISAT membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 2,78 triliun atau menurun dibandingkan Rp 3,68 triliun pada posisi yang sama tahun sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi