Indosat (ISAT) jual 3.100 menara, begini rekomendasi Bahana Sekuritas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) belum lama ini menjual 3.100 menara telekomunikasinya senilai Rp 6,39 triliun. Sebanyak 2.100 unit dibeli oleh PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan 1.000 unit dibeli oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi berpendapat, transaksi jual beli ini membuat hampir semua saham emiten telekomunikasi merangkak naik. "Dengan transaksi ini, ISAT tidak perlu khawatir dengan masalah ketersediaan belanja modal dan melakukan ekspansi usaha untuk tahun depan, serta mendapat valuasi aset yang positif," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/10).

Oleh karena itu, ia merekomendasi investor untuk buy saham ISAT dengan target harga Rp 3.770 per saham. Lucky memperkirakan, total pendapatan ISAT hingga akhir tahun ini akan mencapai Rp 25,09 triliun. Angka ini naik 8,43% dibanding pencapaian akhir tahun lalu yang sebesar Rp 23,14 triliun.


Baca Juga: Pendapatan Data & Internet Menopang Kinerja Telkom (TLKM) premium

Meskipun begitu, bottom line ISAT di luar laba dari penjualan menara diperkirakan masih akan mencatatkan rugi bersih sekitar Rp 1,6 triliun. Angka ini lebih baik dari rugi bersih 2018 yang mencapai Rp 2,40 triliun.

Di samping itu, menurut Lucky, transaksi ini juga akan berdampak positif bagi TOWR. Pasalnya, dengan pembelian menara ini, TOWR  tidak lagi sepenuhnya bergantung pada penyewaan menara Hutchinson. Hal ini juga akan mengurangi konsentrasi basis pelanggannya dengan penambahan yang signifikan pada sewa Indosat dan Telkomsel.

Dengan pembelian ini, Bahana Sekuritas memperkirakan pendapatan bersih TOWR akan meningkat sekitar Rp 49 miliar per tahun. Oleh karena itu, Bahana merekomendasikan buy atas saham TOWR dengan target harga Rp 780 per saham.

Hal yang sama juga berlaku bagi Miratel. Menurut Lucky, strategi akuisisi menara ini akan membuat Telkom sebagai induk usaha Mitratel memiliki kelebihan kas dan neraca keuangan yang semakin kuat. ‘’Ke depan beberapa emiten telekomunikasi kemungkinan masih akan menjual menara lagi, namun waktunya belum dipastikan,’’ ungkap Lucky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati