KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (
ISAT) mengalokasikan belanja modal alias
capital expenditure (capex) sebesar Rp 12 triliun di tahun 2024. SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang mengatakan bahwa alokasi capex tersebut akan digunakan untuk memperluas jangkauan, menambah kapasitas, serta meningkatkan kualitas jaringan hingga ke wilayah pedesaan khususnya di wilayah timur Indonesia. "Hal ini mencerminkan komitmen kami dalam memperluas inklusi digital dan membuka peluang tanpa batas, serta melanjutkan tujuan besar dalam memberdayakan seluruh masyarakat Indonesia," kata Steve kepada Kontan, Rabu (20/3) malam.
Steve menyampaikan, melalui strategi Go-to-Market yang komprehensif dan berfokus pada kebutuhan pelanggan, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) telah mengadopsi sejumlah strategi, termasuk perluasan infrastruktur ke area rural dan penyediaan solusi inovatif untuk meningkatkan kinerja perusahaan tahun 2024.
Baca Juga: Posisi Likuiditas Stabil, Moody's Pasang Peringkat Indosat (ISAT) di Baa3 "Upaya ini didukung oleh kemitraan strategis bersama para mitra kami untuk diversifikasi layanan serta implementasi teknologi terkini seperti
Artificial Intelligence (AI),
Machine Learning,
IoT, serta teknologi terkait lainnya," ucapnya. Steve menerangkan, pada awal tahun ini, ISAT telah menjalin kolaborasi dengan perusahaan global di ajang Mobile World Congress (MWC) 2024 di Barcelona. Selain itu, ISAT juga sudah menggandeng beberapa partner seperti Huawei, NVIDIA, Tech Mahindra, Nokia, Ericsson, dan Netcracker Technology. "Beberapa partner memberikan solusi yang fokus pada upaya pengembangan talenta digital muda dan menumbuhkan ekonomi digital di Tanah Air," ujarnya. Pada sektor selular yang menjadi bisnis inti, ISAT akan melanjutkan
roadmap perusahaan dalam memenuhi kebutuhan digital dan memberikan
marvelous experience bagi pelanggan di seluruh Indonesia. Kemudian, bisnis
broadband dan
enterprise terus diperkuat dengan konektivitas andal melalui perluasan jaringan
fiber optic. "Terakhir, kami menargetkan peningkatan pendapatan yang berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur digital untuk melayani kebutuhan digital hampir 100 juta pelanggan kami," tutupnya. Melansir laporan keuangan 2023, ISAT membukukan pendapatan Rp 51,22 triliun. Raihan ini meningkat 9,57% secara tahunan atau
Year on Year (YoY) dari Rp 46,75 triliun pada 2022. Dalam rinciannya, segmen selular berkontribusi sebesar Rp 43,74 triliun. Sementara segmen multimedia, komunikasi data dan internet (MIDI) menyumbang Rp 6,47 triliun. Namun kenaikan pendapatan tersebut diiringi oleh kenaikan beban. Sepanjang 2023, ISAT harus menanggung beban sebesar Rp 40,80 triliun atau naik 12,83% YoY dari Rp 36,16 triliun. Membengkaknya beban operator Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) ini disebabkan oleh beberapa pos. Pos penyusutan dan amortisasi ISAT naik 6,69% YoY menjadi Rp 14,62 triliun.
Kemudian pos beban pemasaran Indosat tercatat meningkat dari Rp 1,39 triliun menjadi Rp 1,67 triliun. Artinya, biaya pemasaran ISAT melonjak 20,02% secara tahunan. Di sisi lain, total aset ISAT mencapai Rp 114,72 triliun per 31 Desember 2023. Total aset perusahaan telekomunikasi itu meningkat 0,93% dari posisi 31 Desember 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari