Indosat target pendapatan data naik double digit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) membidik pendapatan data tahun ini bisa meningkat 10%. Hal ini seiring dengan meningkatnya tren penggunaan data dalam berkomunikasi.

Selain itu, peningkatan pendapatan data juga disebabkan penetrasi jaringan telekomunikasi yang menyediakan terhubungnya koneksi internet.

Jika dilihat secara historis, ISAT mencatatkan tren kenaikan pendapatan data dari tahun ke tahun. Akhir 2016 misalnya, pendapatan data ISAT sebesar Rp 10,31 triliun. Ini setara dengan 35.33% terhadap pendapatan perusahaan secara konsolidasi. Pada 2015, pendapatan data ISAT Rp 7,03 triliun atau masih setara 26,26% dari pendapatan konsolidasi.


Sedangkan pada 2014, pendapatan data ISAT baru 18,61% dari pendapatan konsolidasi atau sekitar Rp 4,48 triliun. Pada 2015 dan 2014 inilah, pendapatan seluler masih mengungguli produk lainnya, termasuk pendapatan data. Sedangkan mulai 2016 hingga saat ini, pendapatan data mulai mendominasi.

Tahun 2018, ISAT optimistis pendapatan data akan menjadi tulang punggung perusahaan. Pendapatan data masih akan mendominasi dan kian membesar. "Penggunaan diperkirakan akan menjadi 60% dari total pendapatan," kata Joy Wahjudi, Direktur Utama ISAT kepada Kontan.co.id, Selasa (30/1).

Dia melanjutkan, proyeksi pendapatan tersebut dinilai bertumbuh sebesar 10% atau double digit (year on year). Hal ini mempertimbangkan kinerja pada tahun sebelumnya. Sebagai catatan, sampai kuartal III-2017, pendapatan data ISAT sebesar Rp 10,48 triliun. Ini setara dengan 46,44% terhadap keseluruhan pendapatan.

Meskipun pendapatan data yang bertumbuh terlihat menggiurkan, saat ini industri telekomunikasi masih dilingkupi iklim persaingan bisnis yang ketat. Hal itu lantaran, banyak provider telekomunikasi lainnya yang menyediakan paket layanan data dengan tarif bersaing.

"Bagi ISAT, selama persaingan bisnis berlangsung sehat, maka hal ini tidak akan menggerus kinerja pendapatan maupun laba bersihnya," proyeksi Muhammad Nafan Aji, analis Binaartha Parama Sekuritas, Selasa (30/1).

Dia menambahkan, pada tahun ini, diharapkan prospek telekomunikasi cukup kondusif. Sebab, adanya faktor peningkatan permintaan pada layanan data, dalam menghadapi pemilihan kepada daerah serentak 2018 dan Asian Games 2018. "Pada periode tersebut diyakini bahwa trafik pengguna layanan data akan meningkat," imbuhnya.

Melihat hal tersebut, Indosat masih cukup konservatif dalam mematok target pendapatan tahun 2018.  "Pertumbuhan kami, sejalan dengan pertumbuhan market tahun ini," kata Joy.

Menurut Nafan, pada daily chart pergerakan ISAT masih terkonsolidasi. Namun pada weekly chart, terlihat bahwa pergerakan harga saham ISAT masih bertahan di atas garis MA 200. Dia merekomendasikan buy saham ISAT dengan target harga secara bertahap pada level Rp 6.000 dan Rp 6.400.

Secara valuasi, ISAT memiliki price earning ratio (PER) sebesar 20,80 kali. Level ini dinilai lumayan mahal. Nafan bilang, jika emiten memiliki PER di bawah 15 kali, maka bisa untuk investasi jangka panjang. "PER sebesar 20 kali itu tidak terlalu mahal namun juga tidak terlalu murah," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini