JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) belum meraih hasil manis dari merger dengan PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM). Tahun lalu, pertumbuhan pendapatan SCMA justru di bawah rata-rata pertumbuhan pendapatan industri media. Asal tahu saja, merger SCMA dan IDKM resmi dilakukan 1 Mei 2013. Manajemen SCMA menyebutkan, pendapatan SCMA tahun lalu tumbuh sekitar 10%-15%. Padahal, pendapatan rata-rata industri media di tahun lalu bisa tumbuh 15%. Sebagai perbandingan, tahun sebelumnya, pendapatan SCMA mencapai Rp 2,24 triliun. Angka tersebut belum memasukkan kinerja keuangan Indosiar.
Meski belum berefek signifikan, analis Ciptadana Securities Wilim Hadiwijaya menilai, di tahun ini, kinerja SCMA akan meningkat dengan masuknya Indosiar. "Awal tahun ini, kelihatannya kinerja Indosiar rebound, dibandingkan dengan tahun lalu yang tidak terlalu baik," kata dia. Wilim memperkirakan, pendapatan SCMA di tahun ini bisa tumbuh 18%. Pun laba bersih pemilik stasiun televisi SCTV dan Indosiar ini, bakal meningkat 20% di 2014. Pada tahun lalu, hitungan Wilim, pendapatan SCMA cuma tumbuh 14% menjadi Rp 3,7 triliun, dan laba bersih tumbuh 17% menjadi Rp 1,37 triliun. Analis Standard Chartered Stephen Hui, dalam risetnya 21 Maret 2014, menyebutkan, pendapatan operasi SCMA tahun ini akan tumbuh 19% hingga menyentuh Rp 4,55 triliun. Sedangkan, laba SCMA akan meningkat 23,3% menjadi Rp 1,9 triliun. Wilim menambahkan, SCTV mampu menjaga pangsa pasar karena memiliki posisi kuat di program non prime time. Maklum, momentum pemilihan umum (pemilu) ternyata tak terlalu signifikan menambah pendapatan iklan SCTV. Menurut Stephen, pangsa pemirsa (audience) SCTV dan Indosiar meningkat sejak dua bulan pertama di 2014 menjadi 27,5%. Padahal, audience share SCTV dan Indosiar di akhir tahun lalu merosot dari 24,4% di 2012 menjadi 22,5%. Lebih rinci lagi, SCTV memiliki pangsa pemirsa sebanyak 16% pada Februari 2014. Angka ini meningkat dari posisi akhir 2013 yang hanya 13,8%. Pun, aundience share Indosiar juga naik dari 8,7% menjadi 11,5% di Februari. Menurut analis Credit Suisse, Ella Nusantoro dalam risetnya, 10 Februari 2014, audience share Indosiar naik karena stasiun televisi ini memiliki beberapa program jagoan, seperti D’Academy, New Famili 100, dan Bara Bere. Stephen mengatakan, momentum ini dapat mendorong pertumbuhan pendapatan SCMA. Alhasil, margin laba bersih SCMA tahun ini pun dapat naik menjadi 40,9% dari tahun lalu sekitar 39,5%. Margin laba SCMA naik, menurut Stephen, penyebabnya adalah kenaikan biaya konten sebesar 15% dan pertumbuhan pendapatan iklan sebanyak 15% sampai 20%.
Namun, menurut Ella, belum jelasnya isu pajak atas akuisisi dan merger dengan Indosiar dapat membatasi potensi kenaikan harga saham SCMA. Ia pun merekomendasikan neutral saham SCMA dengan target harga Rp 2.775 per saham. Adapun, Wilim merekomendasikan hold saham SCMA dengan target harga Rp 2.950 per saham. Sedangkan, Stephen menyarankan outperform saham SCMA dengan target harga Rp 3.760. Harga SCMA naik 3,65% ke Rp 3.125, Selasa (25/3). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana