Indospring perluas pasar ekspor komponen



JAKARTA. Demi mengejar pertumbuhan kinerja, produsen komponen otomotif nasional PT Indospring Tbk siap melebarkan sayap bisnis. Perusahaan berkode saham INDS ini sedang membidik pangsa pasar baru, terutama di kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Australia. Sekretaris Perusahaan Indospring, Satria Utama menuturkan, selama ini ekspor produk difokuskan ke Jepang, terutama memasok komponen langsung atau original equipment manufacturer (OEM) ke Mitsubishi Steel Mfg Co Ltd, Jepang.Menurut Satria, untuk negara tujuan ekspor yang baru, penjualan masih akan dilakukan secara ritel. "Tapi, kalau ada Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) di sana yang siap, kami berani memasok OEM," ungkapnya, kemarin. Asal tahu saja, saat ini, sekitar 70% hasil produksi komponen Indospring diekspor ke pasar luar. Sedangkan 30% sisanya, dilemparkan ke pasar domestik. Di pasar domestik, Indospring menyuplai komponen ke agen ATPM Mitsubishi, PT Krama Yudha Tiga Berlians Motor. Sedangkan, pemasaran secara ritel melalui distributor utama, yaitu PT Sinar Indra Nusa Jaya.Perusahaan yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, ini, memang makin rajin ekspansi. Maklum, tahun ini, Indospring mematok target kenaikan pendapatan minimal 15% dibanding tahun lalu. Satria memperkirakan, pendapatan tahun lalu tumbuh 20% ketimbang 2011. Laporan keuangan Indospring menunjukkan, tahun 2011 perusahaan ini membukukan pendapatan Rp 1,23 triliun. Dengan, proyeksi pertumbuhan 20%, pendapatan tahun lalu diperkirakan mencapai Rp 1,47 triliun. Nah, jika tahun ini terjadi pertumbuhan minimal 15%, maka pendapatan Indospring bisa sekitar Rp 1,69 triliun.Perbesar pasar domestikBersamaan dengan perluasan pasar ekspor, Indospring juga berupaya memperbesar porsi penjualan di pasar domestik pada tahun ini. "Kami ingin kontribusi penjualan di pasar domestik tahun ini bisa meningkat menjadi 40%, dari tahun lalu masih 30%," ungkap Satria.Dia bilang, potensi pasar lokal masih belum terserap maksimal. Kebutuhan untuk komponen masih besar. Makanya, Indospring bakal memperbesar penjualan ritel.Sekadar gambaran, penjualan produk pegas untuk suspensi kendaraan jenis pegas daun (leaf spring) sejauh ini masih menyumbang pendapatan terbesar bagi perusahaan, yaitu 90%. Sisanya, dari coil spring (pegas keong).Padahal, untuk memproduksi pegas kendaraan, perusahaan masih bergantung pada bahan baku baja yang diimpor dari Jepang, Korea Selatan, dan India. Sedangkan, pasokan dari anak perusahaan, yaitu PT Indobaja Prima Murni yang memproduksi flat bars (lembaran baja) masih di bawah 10% dari total bahan baku produksi.Lantaran masih bergantung dari bahan baku impor, Indospring pun berusaha mengencangkan ikat pinggang sepanjang tahun ini. Pasalnya, pelemahan nilai tukar rupiah memicu kenaikan biaya impor, sehingga beban produksi membengkak. Apalagi, perusahaan ini harus merogoh kocek lebih besar untuk biaya buruh dan tarif listrik. Di sisi lain, perusahaan ini tak bisa serta merta menaikkan harga produk.  "Makanya, sejak tahun lalu, kami memangkas biaya di tiap departemen sekitar 20%, serta  memaksimalkan penggunaan tenaga kerja untuk kegiatan produksi," ucap Satria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini