Indospring sprint ke China & Eropa



JAKARTA. Produsen pegas kendaraan PT Indospring Tbk ingin kontribusi seimbang dari penjualan ekspor maupun domestik sepanjang tahun ini. Dus, perusahaan tersebut ingin memperbesar pasar ekspor yang saat ini masih kalah dengan pasar domestik.

Mengintip catatan kuartal I-2016, penjualan ekspor tercatat Rp 177,31 miliar. Nilai penjualan tersebut setara dengan 26,78% terhadap total penjualan, sebelum dikurangi eliminasi, yaitu Rp 662,13 miliar. Kontribusi 73,22% selebihnya berasal dari penjualan domestik.

Meski penjualan domestik mendominasi, saat ini pasar sedang sulit berkembang. "Pasarnya segitu saja tapi banyak yang memperebutkan, belum lagi APM (agen pemegang merek) ada yang memproduksi pegas sendiri, jadi potensinya kami perbesar ke ekspor," terang Bob Budiono, Direktur PT Indospring Tbk kepada KONTAN, Jumat (3/6).


Itu sebabnya Indospring ingin memperluas pasar ekspor. Emiten berkode INDS di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mengincar dan terus menembus pasar China dan negara di kawasan Eropa.

Catatan internal Indospring, pasar ekspor terbesar saat ini adalah ke Jepang, yaitu hingga 90%. Lantas 10% penjualan ekspor ke Malaysia dan Amerika Serikat. "Untuk pasar Amerika juga ingin kami memperbesar tahun ini walaupun kompetitor banyak kami yakin dapat bersaing," kata Bob.

Perlu diketahui, Indospring  mengekspor pegas otomotif ke Jepang dalam bentuk original equipment manufacturer (OEM) ke Mitsubishi. Mengintip laporan keuangan Indospring per 31 Maret 2016, Mitsubishi memang bukan nama asing bagi Indospring.

Indospring melalui anak perusahaannya yang bernama PT Indobaja sudah menjalin kerjasama lisensi dalam bantuan teknologi dengan Mitsubishi Steel Mfg Co Ltd  sejak tahun 2004. Perjanjian kedua perusahaan tersebut sudah berulangkali diperpanjang.

Perpanjangan terakhir sampai 30 November 2016. Selama perjanjian itu, Indospring harus membayar royalti sebesar 4% dari harga jual neto.

Tak cuma itu, Mitsubishi Steel tercatat sebagai satu dari dua klien besar Indospring pada catatan penjualan kuartal I-2016. Penjualan Mitsubishi Steel sebesar Rp 125,62 miliar pada periode itu,  setara dengan 28,49% terhadap total penjualan Indospring sebesar Rp 440,9 miliar.

Ingin tumbuh 12,7%

Meski berencana memperbesar pasar ekspor, Indospring masih mempertahankan kapasitas produksi yang ada. Alasan mereka, kapasitas produksi saat ini belum terpakai semua karena utilisasi belum sampai 100%.

Asal tahu saja, Indospring mengoperasikan lima pabrik dengan tingkat utilisasi 60%-70%. Perincian kapasitasnya per tahun yakni; pabrik leaf spring atau pegas daun dengan kapasitas 108.000 ton, pabrik coil springs alias pegas keong panas berkapasitas 4,8 juta unit dan pabrik pegas keong dingin berkapasitas 84 juta unit. Lantas, pabrik valve springs berkapasitas 24 juta unit dan pabrik wire ring berkapasitas 8,4 juta unit.

Alih-alih meningkatkan kapasitas produksi, Indospring memilih meningkatkan mutu produk. Maka dari itu, mereka menganggarkan dana belanja modal sebesar Rp 50 miliar untuk merevitalisasi mesin yang sudah tua.

Sepanjang tahun ini, Indospring menargetkan pertumbuhan penjualan 12,7% menjadi Rp 1,87 triliun. Penjualan mereka pada tahun lalu sebesar Rp 1,66 triliun. Target penjualan tahun 2016 tadi dengan asumsi, penjualan ekspor tumbuh 2sekitar 5% sedangkan penjualan domestik tumbuh sebesar 2,7%.

Jika target penjualan pada tahun ini bisa terpenuhi, Indospring menghitung, utilisasi produksi dari masing-masing pabrik bisa naik sekitar 10%. "Pabrik kami masih siap untuk penuhi demand, kami juga ada stok barang, jadi tingkat utilisasinya tetap tidak turun," terang Bob.           n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini