JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat naik tajam selama tiga hari terakhir memicu kecemasan bahwa indeks akan didera aksi profit taking. Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada menyimpulkan, kondisi inilah yang akhirnya membuat IHSG kembali melemah. "Pelaku pasar yang telah mengambil kesempatan akumulasi bertahap saat terjadinya IDX Great Sale, Senin (4/6) kemudian melakukan aksi ambil untung, terutama pada saham-saham bluechips," ungkap Reza, Jumat (8/6).Padahal, menurut Reza, jika dilihat dari pergerakan bursa saham regional masih terlihat positif. Begitupun dengan pembukaan pasar saham Eropa yang juga positif. Pada perdagangan Jumat (8/6), Reza memperkirakan IHSG akan berada pada support 3.815-3.828 dan resistance 3.850-3.864. Secara teknikal IHSG membentuk spinning. "Posisi candle mulai mendekati middle bollinger bands dan MACD mencoba membentuk golden cross dengan histogram negatif yang kian memendek," analisa Reza.Indikator RSI, William's %R, dan Stochastic bergerak naik namun terlihat mendatar di atas area oversold. Dan jika melihat dari posisi dan bentuk candle maka IHSG akan rawan koreksi dan aksi profit taking bisa berlanjut. "Tetapi, dengan positifnya bursa saham global diharapkan koreksi tersebut tidak besar sehingga koreksi yang terjadi bisa berbalik arah dan membuat IHSG masuk ke dalam tren kenaikannya," tambah Reza.Asal tahu saja, tadi malam Bursa saham Amerika Serikat ditutup variatif dengan pelemahan pada indeks S&P500 dan Nasdaq serta bursa saham Kanada. Pergerakan ini dipicu respon atas China yang memotong suku bunga dan Spanyol yang sukses melelang obligasi. Aksi jual banyak terjadi pada saham-saham keuangan dan teknologi telah menghambat kenaikan pada bursa saham AS."Pelaku pasar juga mengantisipasi pemilu ulang Yunani dan ketidakpastian ini membuat pelaku pasar cenderung was-was," tutur Reza. Jika ingin melakukan trading, Reza merekomendasikan buy saham-saham seperti, BMTR, UNTR, BBNI, dan GGRM.
Indosurya: Waspada, IHSG akan koreksi
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat naik tajam selama tiga hari terakhir memicu kecemasan bahwa indeks akan didera aksi profit taking. Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada menyimpulkan, kondisi inilah yang akhirnya membuat IHSG kembali melemah. "Pelaku pasar yang telah mengambil kesempatan akumulasi bertahap saat terjadinya IDX Great Sale, Senin (4/6) kemudian melakukan aksi ambil untung, terutama pada saham-saham bluechips," ungkap Reza, Jumat (8/6).Padahal, menurut Reza, jika dilihat dari pergerakan bursa saham regional masih terlihat positif. Begitupun dengan pembukaan pasar saham Eropa yang juga positif. Pada perdagangan Jumat (8/6), Reza memperkirakan IHSG akan berada pada support 3.815-3.828 dan resistance 3.850-3.864. Secara teknikal IHSG membentuk spinning. "Posisi candle mulai mendekati middle bollinger bands dan MACD mencoba membentuk golden cross dengan histogram negatif yang kian memendek," analisa Reza.Indikator RSI, William's %R, dan Stochastic bergerak naik namun terlihat mendatar di atas area oversold. Dan jika melihat dari posisi dan bentuk candle maka IHSG akan rawan koreksi dan aksi profit taking bisa berlanjut. "Tetapi, dengan positifnya bursa saham global diharapkan koreksi tersebut tidak besar sehingga koreksi yang terjadi bisa berbalik arah dan membuat IHSG masuk ke dalam tren kenaikannya," tambah Reza.Asal tahu saja, tadi malam Bursa saham Amerika Serikat ditutup variatif dengan pelemahan pada indeks S&P500 dan Nasdaq serta bursa saham Kanada. Pergerakan ini dipicu respon atas China yang memotong suku bunga dan Spanyol yang sukses melelang obligasi. Aksi jual banyak terjadi pada saham-saham keuangan dan teknologi telah menghambat kenaikan pada bursa saham AS."Pelaku pasar juga mengantisipasi pemilu ulang Yunani dan ketidakpastian ini membuat pelaku pasar cenderung was-was," tutur Reza. Jika ingin melakukan trading, Reza merekomendasikan buy saham-saham seperti, BMTR, UNTR, BBNI, dan GGRM.