Indover Dibekukan Karena Likuiditas Seret



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya angkat bicara mengenai pembekuan Bank Indover. BI bilang, pembekuan tersebut  terjadi karena Indover mengalami kesulitan likuiditas. Meski demikian, hal itu bukanlah suatu yang mengherankan, mengingat saat ini masalah tersebut sedang dihadapi oleh hampir seluruh bank di Eropa. Melalui pernyataan itu, BI berupaya menegaskan bahwa pembekuan anak perusahaannya tersebut bukan disebabkan Indover banyak menyimpan surat berharga dari Lehman Brothers yang mengalami kebangkrutan beberapa waktu lalu.

Deputi Senior BI Miranda S Goeltom mengatakan, sebenarnya kinerja Indover yang berkantor Amsterdam, Belanda, cukup bagus karena bisa menyumbang keuntungan hingga 2 juta uero. Akan tetapi, pengetatan likuiditas di pasar global turut membawa dampak pada kinerja Indover. “Kekeringan likuiditas tersebut mengakibatkan Indover tidak bisa menyalurkan kredit lagi.” tuturnya hari ini (8/10).

Lantas, sesuai dengan ketentuan Bank Sentral Belanda (De Nederlandsche Bank/ DNB), Indover pun kemudian dibekukan. DNB kemudian menunjuk T. van Hees dan H de Haan sebagai administrator yang akan melakukan proses administrasi semua asset liability Indover. Hal ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan dana untuk semua kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan Indover.


Sementara itu, Deputi BI Budi Mulya menambahi, tugas dari dua administrator tersebut hanya sebatas menginventarisasi asset liability, menganalisis dan kemudian mengusulkan kepada DNB apakah Bank Indober perlu dilikuidasi ataukah tidak. ”Jadi, sampai saat ini, Bank Indover belum dilikuidasi,” kata Budi.

Saat ini, selain berada di Amsterdam dan mempunyai cabang di Hamburg, Indover juga mempunyai cabang subsidiary di Hongkong. “Bank Indover yang di Hongkong masih berjalan normal seperti biasa dan tidak terkait dengan situasi yang ada di Belanda,” jelas Budi Mulya.

Sekadar tambahan informasi, terjadinya pengetatan likuiditas di pasar global pula yang membuat PT Bank Mandiri Tbk memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana akuisisi Indover. Asal tahu saja, pada April 2008 lalu, sebenarnya Bank Mandiri telah melakukan high level due diligence atas Indover. Waktu itu hasil yang didapat menyatakan bahwa Indover dapat bersinergi dengan Bank Mandiri. Namun, sebelum Bank Mandiri menyampaikan kajian serta melakukan penawaran dan negosiasi dengan BI selaku pemegang saham Indover, terjadi kekacauan di pasar finansial.

“Karena kondisi global tersebut, Bank Mandiri harus memfokuskan diri ke dalam agar tidak ikut terseret dan kemudian menghentikan rencana akuisisi,” ungkap Executive Vice President Coordinator Change Management Office Bank Mandiri Haryanto T Budiman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie