JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo menilai, pembentukan Kementerian Maritim oleh Presiden Joko Widodo karena adanya keinginan mengembalikan kejayaan bahari Indonesia. Ia pun menganggap hal ini sebagai tantangan. "Sepertinya Beliau ingin mengandalkan Menko Maritim ini, ingin membangkitkan kembali semangat bahari kita. Dan saya kira ini suatu tantangan," kata Indroyono, di kediamannya, kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan, Senin (27/10), sebelum ke acara pelantikan menteri di Istana Negara. Indroyono mengatakan, Kemenko Maritim nantinya akan membawahi empat kementerian yakni Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Ia menilai, masing-masig kementerian memiliki tantangan yang berbeda. K
ementerian Perhubungan, misalnya, tantangannya adalah mewujudkan keinginan Jokowi untuk membangun Tol Laut dari Sabang sampai Merauke. Untuk merealisasikannya tak hanya dengan memperbaiki kualitas serta kuantitas pelabuhan yang ada saat ini, tetapi juga mengatur manajemen transportasi itu sendiri. Selain itu, harus ada jaminan keamanan transportasi laut dengan bekerja sama dengan berbagai pihak. Dengan disahkannya UU Kelautan oleh DPR beberapa waktu lalu, menurut dia, Indonesia telah memiliki empat aturan yang mampu menjamin keselamatan transportasi di laut. Tiga UU lainnya yakni UU Pelayaran, UU Perikanan, UU Kelautan dan UU Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. "Di UU Kelautan ini ada juga mengenai keselamatan laut yang nantinya mudah-mudahan ada Badan Keamanan Laut atau coast guard yang ikut mengamankan laut, masalah perampokan, pencurian dan sebagainya," ujarnya. Sementara, tantangan bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan yakni bagaimana meningkatkan daya saing nelayan Indonesia. Setidaknya, ada 2,4 juta nelayan yang tinggal di wilayah pesisir. Ia berharap agar hasil ke depan para nelayan tak hanya sekedar mencari ikan, tetapi juga mengolahnya sehingga dapat memberikan nilai tambah atas produk perikanan yang dihasilkan. Untuk sektor pariwisata, ia mengatakan, akan mendorong kemajuan sektor wisata bahari. Ia mencontohkan, setiap tahun setidaknya ada 400 kapal pesiar yang melintasi wilayah Indonesia. Akan tetapi, kapal-kapal itu sering mengalami kesulitan perijinan saat hendak melintas. "Izinnya banyak. Ada izin Kemenhub, Kemenlu, Mabes TNI dan segala macam. Semoga dengan Kemenko Maritim ini izinnya hanya satu saja," katanya. Dengan mempermudah izin lintas, ia berharap, jumlah kapal pesiar yang melintas akan semakin banyak. Kondisi itu diharapkan akan berkorelasi positif dengan pendapatan masyarakat pesisir dan masuknya devisa ke negara. "Kapal itu bisa berlayar dan menikmati pantai sertau pulau kita yang indah, bisa mampir ke pulau kita dan berinteraksi dengan masyarakat. Tentunya membuka lapangan kerja dan ada dollar yang masuk ke pulau tersebut," katanya.
Adapun, di sektor energi, ia berharap agar eksplorasi mineral lebih mengarah ke laut. Indroyono mengatakan, dari 60 cekungan minyak dan gas yang dimiliki Indonesia, 40 di antaranya berada di lepas pantai. Belum lagi, kata dia, potensi kekayaan mineral lain seperti emas, perak, tembaga, timbal dan kalena (timah hitam) yang dimiliki Indonesia. Menurut dia, wilayah Indonesia dilalui jalur cincin api dunia yang membuat wilayahnya memiliki banyak gunung berapi dan kerap terjadi gempa bumi. "Tapi itu (gunung api) sumber dari emas, perak, timbal, tembaga. Dan hebatnya lagi, jalur ring of fire yang memanjang dari Aceh sampai utara Sulawesi, lautnya banyak menghasilkan mineral," papar Indroyono. (Dani Prabowo) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie