Induk 7-Evelen di Jepang bakal pangkas 3.000 tenaga kerja



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pemilik saham 7-Eleven asal Jepang yakni Seven & I Holdings Co memulai implementasi aksi restrukturisasi untuk memperbaiki laporan keuangan. Perusahaan ritel ini mengatakan akan menutup atau merelokasi sekitar 1.000 toko di Jepang dan memangkas sebanyak 3.000 tenaga kerja.

Mengutip artikel yang dimuat Reuters, Jumat (11/10) perusahaan juga menyebut akan menurunkan biaya waralaba di toko-toko 7-Eleven dan menawarkan pemilik lebih banyak bantuan agar tetap beroperasi selama 24 jam. Langkah ini dipandang sebagian besar investor bisa meningkatkan margin perusahaan.

Baca Juga: Dulu pernah hampir bangkrut, kini Marvel dulang pendapatan miliaran dolar


Terbukti, pada awal pembukaan bursa pagi ini, saham Seven & I Holdings naik 5,9%. Kenaikan harian ini merupakan yang tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir, menjadi sebesar 4.409 yen, dibandingkan dengan kenaikan 0,8% pada rata-rata Nikkei 225.

Bukan tanpa sebab peritel asal Jepang ini melakukan segala upaya untuk menopang kinerja. Perusahaan dikabarkan telah menghadapi segunung keluhan dari pemilik waralaba, beberapa di antaranya bahkan terpaksa bekerja di tengah kondisi darurat. Hal ini praktis menarik perhatian masyarakat sekaligus mendapat pengawasan khusus dari pihak regulator.

Bukan hanya 7-Eleven saja, perusahaan juga mengumumkan pada hari Kamis (10/10) untuk mempercepat penutupan beberapa supermarket di pusat perbelanjaan Ito-Yokado serta departemen store berkinerja buruk di bawah merek Sogo dan Seibu.

Akibatnya, perusahaan berencana memangkas sekitar 3.000 pekerjaan di seluruh Grup selama beberapa tahun ke depan. Adapun, per akhir Februari 2019 lalu jumlah karyawan perusahaan mencapai 144.628. Melansir artikel Japan Times, khusus di Ito-Yokado, Seven & I bakal memotong sebanyak 1.700 karyawan, Sogo & Seibu diproyeksikan bakal kehilangan sekitar 1.300 pekerjaan.

Baca Juga: Tegang lagi, kawasan Teluk sudah memanas sejak bulan Mei

Analis JP Morgan Dairo Murata mengatakan walau terlihat negatif, ke depan strategi ini bisa menghasilkan cuan. "Mereka akan mengumumkan rencana jangka menengah pada bulan April 2020, jadi reformasi struktural ini mungkin merupakan upaya untuk dapat meningkatkan pendapatan untuk periode itu," katanya.

Dari sisi kinerja, Seven & I Holdings masih tetap memproyeksi perkiraan laba tumbuh 2% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 420 miliar yen atau sekitar US$ 3,9 miliar. Hal ini sejalan dengan target perusahaan selama sembilan tahun berturut-turut.

Tahun ini memang menjadi tahun yang berat bagi perusahaan, selain kinerja yang tak maksimal. Nama Seven & I juga sempat tercoreng beberapa waktu lalu setelah sistem pembayaran digitalnya yakni 7 Pay diretas. Parahnya, kasus tersebut terjadi dalam hitungan hari setelah aplikasi diluncurkan pada bulan Juli. Alhasil, layanan pembayaran digital tersebut ditutup.

Perusahaan mengatakan, bahwa Presiden Direktur 7 Pay Ryuichi Isaka dan dua pejabat lainnya bakal dikenakan mengurangi gaji selama tiga bulan. Selain itu, pejabat lain yang berwajib atas kasus tersebut akan dipensiunkan.

Baca Juga: Tarif angkut minyak melonjak ke level tertinggi setelah adanya sanksi AS

Editor: Tendi Mahadi