JAKARTA. Kinerja industri alat berat nasional kian menjanjikan. Ketua Umum Persatuan Agen Tanggal Alat-alat Berat Indonesia (PABI), Hendrik K. Hadiwinata menuturkan, industri ini terus tumbuh dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, misalnya, ia menaksir penjualan alat berat di Indonesia bisa mencapai 18.200-19.500 unit. Ini tumbuh sekitar 40%-50% dibandingkan dengan tahun 2010 yang masih sebanyak 13.000 unit.Hendrik meyakini, target pertumbuhan penjualan alat berat itu akan menjadi kenyataan. Pasalnya, hingga semester I-2011 ini saja, penjualan alat berat sudah mencapai 8.500 unit. "Sementara itu, dari Juli sampai akhir tahun, penjualannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya," ujar Hendrik di Jakarta, Kamis (14/7).Hendrik bilang, industri alat berat terus akan tumbuh di tahun-tahun berikutnya. Ia memprediksi penjualan alat berat pada tahun 2015 bisa mencapai 50.000 unit. Keyakinan ini didasarkan pada semakin merekahnya industri pertambangan, perkebunan dan konstruksi.Industri pertambangan batubara, misalnya, terus bertumbuh secara signifikan. Pada tahun 2010, produksi batubara nasional masih sebanyak 275 juta ton. Di tahun ini, produksi batu bara nasional diyakini bisa mencapai 340 juta ton. Industri kelapa sawit juga diyakini bakal terus tumbuh. Pasalnya, utilisasi kelapa sawit nasional masih jauh dari kapasitas terpasangnya. Walhasil, para produsen akan berlomba untuk meningkatkan produksinya, terlebih di saat harganya sedang tinggi seperti sekarang. "Pertumbuhan industri lain itu, otomatis akan mengerek penjualan alat berat," tutur Hendrik.Pertumbuhan industri alat berat secara keseluruhan itu ternyata dirasakan pula oleh para produsen. Direktur Utama PT Komatsu Indonesia, Bambang Haryanto, mengatakan bahwa perusahaannya bakal meningkatkan kapasitas tonase komponennya. Pada tahun lalu, kapasitas komponen Komatsu baru sebanyak 10.000 ton per bulan. "Kami akan berusaha meningkatkannya sekitar 30%," jelas Bambang.Untuk merebut pasar yang lebih banyak, Komatsu juga kemarin baru saja meluncurkan produk terbarunya yaitu Komatsu HB205-1 Hybrid Hydraulic Excavator. Produk ini merupakan hasil kerja sama Komatsu dengan PT. United Tractors Tbk. Penjualan produk ini ditargetkan mencapai 100-150 unit hingga akhir tahun ini. Persaingan kian ketatSeiring pertumbuhan yang kian tinggi, persaingan di antara perusahaan alat berat juga semakin ketat. Pasalnya, perusahaan-perusahaan asing tertarik untuk ikut bermain di pasar nasional. Hendrik bilang, di tahun ini sudah ada beberapa perusahaan China dan Jepang yang mulai masuk ke pasar Indonesia. Meski demikian, perusahaan lokal siap bersaing dengan pemain-pemain baru itu. Terlebih, perusahaan lokal rata-rata sudah beroperasi sejak lama sehingga memiliki jaringan yang lebih kuat ketimbang pemain baru. "Kita tidak takut karena sudah punya modal," tandas Hendrik.Perusahaan lokal tetap akan menyasar industri pertambangan, perkebunan dan konstruksi sebagai pasar utama produknya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Industri alat berat diprediksi bakal tumbuh 50% tahun ini
JAKARTA. Kinerja industri alat berat nasional kian menjanjikan. Ketua Umum Persatuan Agen Tanggal Alat-alat Berat Indonesia (PABI), Hendrik K. Hadiwinata menuturkan, industri ini terus tumbuh dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, misalnya, ia menaksir penjualan alat berat di Indonesia bisa mencapai 18.200-19.500 unit. Ini tumbuh sekitar 40%-50% dibandingkan dengan tahun 2010 yang masih sebanyak 13.000 unit.Hendrik meyakini, target pertumbuhan penjualan alat berat itu akan menjadi kenyataan. Pasalnya, hingga semester I-2011 ini saja, penjualan alat berat sudah mencapai 8.500 unit. "Sementara itu, dari Juli sampai akhir tahun, penjualannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya," ujar Hendrik di Jakarta, Kamis (14/7).Hendrik bilang, industri alat berat terus akan tumbuh di tahun-tahun berikutnya. Ia memprediksi penjualan alat berat pada tahun 2015 bisa mencapai 50.000 unit. Keyakinan ini didasarkan pada semakin merekahnya industri pertambangan, perkebunan dan konstruksi.Industri pertambangan batubara, misalnya, terus bertumbuh secara signifikan. Pada tahun 2010, produksi batubara nasional masih sebanyak 275 juta ton. Di tahun ini, produksi batu bara nasional diyakini bisa mencapai 340 juta ton. Industri kelapa sawit juga diyakini bakal terus tumbuh. Pasalnya, utilisasi kelapa sawit nasional masih jauh dari kapasitas terpasangnya. Walhasil, para produsen akan berlomba untuk meningkatkan produksinya, terlebih di saat harganya sedang tinggi seperti sekarang. "Pertumbuhan industri lain itu, otomatis akan mengerek penjualan alat berat," tutur Hendrik.Pertumbuhan industri alat berat secara keseluruhan itu ternyata dirasakan pula oleh para produsen. Direktur Utama PT Komatsu Indonesia, Bambang Haryanto, mengatakan bahwa perusahaannya bakal meningkatkan kapasitas tonase komponennya. Pada tahun lalu, kapasitas komponen Komatsu baru sebanyak 10.000 ton per bulan. "Kami akan berusaha meningkatkannya sekitar 30%," jelas Bambang.Untuk merebut pasar yang lebih banyak, Komatsu juga kemarin baru saja meluncurkan produk terbarunya yaitu Komatsu HB205-1 Hybrid Hydraulic Excavator. Produk ini merupakan hasil kerja sama Komatsu dengan PT. United Tractors Tbk. Penjualan produk ini ditargetkan mencapai 100-150 unit hingga akhir tahun ini. Persaingan kian ketatSeiring pertumbuhan yang kian tinggi, persaingan di antara perusahaan alat berat juga semakin ketat. Pasalnya, perusahaan-perusahaan asing tertarik untuk ikut bermain di pasar nasional. Hendrik bilang, di tahun ini sudah ada beberapa perusahaan China dan Jepang yang mulai masuk ke pasar Indonesia. Meski demikian, perusahaan lokal siap bersaing dengan pemain-pemain baru itu. Terlebih, perusahaan lokal rata-rata sudah beroperasi sejak lama sehingga memiliki jaringan yang lebih kuat ketimbang pemain baru. "Kita tidak takut karena sudah punya modal," tandas Hendrik.Perusahaan lokal tetap akan menyasar industri pertambangan, perkebunan dan konstruksi sebagai pasar utama produknya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News