KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) berusaha meningkatkan kinerja bisnisnya sepanjang tahun 2024 kendati industri alat berat nasional sedang mengalami perlambatan. Sebagaimana diketahui, pendapatan usaha INTA melesat 63,58%
year on year (YoY) menjadi Rp 1,08 triliun pada akhir 2023. Penjualan alat berat berkontribusi besar terhadap pendapatan usaha INTA pada tahun lalu yakni Rp 661 miliar. Pada saat yang sama, INTA mampu memangkas rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 54,14% YoY menjadi Rp 39,90 miliar.
Corporate Secretary Intraco Penta Astri Duhita Sari menyampaikan, pihaknya mengincar pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 20% pada 2024. Berkaca pada hasil kinerja tahun lalu, maka pendapatan usaha INTA pada tahun ini diproyeksikan sebesar Rp 1,3 triliun.
Baca Juga: PANI Raih Prapenjualan Sebesar Rp 1,5 Triliun pada Kuartal I 2024 "Kami yakin kinerja INTA tumbuh positif di tengah penurunan pasar alat berat yang terjadi pada kuartal I-2024 sebesar hampir 30%," ujar dia, pekan lalu. Peluang tumbuhnya kinerja INTA cukup terbuka mengingat permintaan alat berat diprediksi meningkat setelah berakhirnya Pemilu 2024. Ini mengingat para pelaku usaha pengguna alat berat tidak lagi dalam posisi
wait and see seperti ketika perhelatan Pemilu masih berlangsung. Keputusan Kementerian ESDM untuk mengerek target produksi batubara nasional menjadi 992 juta ton juga menjadi angin segar bagi pelaku industri alat berat seperti INTA. Pasalnya, para produsen batubara bakal lebih gencar melakukan aktivitas produksi yang pada akhirnya berimbas pada meningkatnya kebutuhan alat berat untuk menunjang kegiatan tersebut. "Dengan dukungan dari prinsipal, tentu saja INTA akan menyiapkan persediaan alat berat dan suku cadang yang cukup untuk mengantisipasi peluang tersebut," ungkap dia. Sebagai catatan, INTA mendistribusikan beberapa merek alat berat seperti Liu Gong, Howo, Tata, Doosan, Techking, Kotrack, dan lain-lain. Selain pertambangan, alat berat yang dijual INTA turut menyasar sektor konstruksi, industri, transportasi, agrikultur, dan kehutanan. INTA juga merasa persaingan bisnis alat berat kian ketat. Apalagi, beberapa merek alat berat China mulai menjamur di sejumlah area tambang mineral Indonesia. INTA yang notabene juga mendistribusikan alat berat Liu Gong asal China yakin bisa tetap bersaing secara kompetitif dengan pemain lain yang juga menjual alat berat dari negeri Tirai Bambu.
Baca Juga: Selaras Citra Nusantara (SCNP) Lakukan Sejumlah Strategi untuk Pertahankan Laba Pada dasarnya, INTA selalu mengutamakan layanan purna jual yang prima dengan dukungan jaringan dan fasilitas kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Belum lagi, INTA sudah kenyang pengalaman di industri alat berat selama lebih dari 50 tahun. "Dengan layanan servis yang prima, maka INTA tetap dapat bersaing di pasar alat berat merek China," tandas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi