KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 terus mendorong industri asuransi umum untuk melakukan digitalisasi. Hal itu meliputi bidang pemasaran hingga melakukan kolaborasi dengan beberapa pihak untuk menjual produk melalui platform digital seperti e-commerce. Yang terbaru, ada PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo yang menggandeng Igloo, perusahaan asuransi digital asal Singapura, untuk memaksimalkan distribusi produk. Ini merupakan salah satu upaya Jasindo yang terus menyasar penjualan produk melalui platform digital. Direktur Utama Asuransi Jasindo Didit Mehta Pariadi mengatakan, saat ini pihaknya sedang memaksimalkan peluncuran produk-produk digital untuk melengkapi pengembangan bisnis ritel yang dimiliki. Ia menjelaskan produk digital ini lebih difokuskan pada produk asuransi kendaraan bermotor, asuransi harta benda ritel dan asuransi personal accident/asuransi perjalanan.
“Namun karena produk digital ini masih dalam tahap awal, kontribusinya masih di bawah 5% dari total produksi Jasindo. Total premi bruto sampai Mei sudah mencapai sekitar Rp. 2 triliun,” ujar Didit kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Gandeng JD.ID, Qoala hadirkan asuransi Covid-19 Direktur Pengembangan Bisnis Jasindo Diwe Novara juga menambahkan, dalam memasuki bisnis digital, Jasindo tidak semata-mata hanya memiliki target dari aspek pendapatan premi saja. Diwe berkeyakinan, dengan platform digital, Jasindo akan mampu menjaring pasar yang lebih luas, cepat, dan terukur. Saat ini Jasindo telah melakukan inisiasi kerjasama dengan beberapa pelaku bisnis digital yang memiliki database pengguna aplikasi cukup banyak. Dengan skema kerjasama yang telah dilakukan, Diwe bilang bahwa saat ini pendapatan premi Jasindo dari bisnis digital telah meningkat secara signifikan dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. “Sebagai contoh, untuk premi produk asuransi perjalanan Jasindo, dibandingkan dengan tahun lalu, pada tahun ini terdapat kenaikan premi sebesar 145%. Kontribusi terbesar dari kenaikan ini berasal dari bisnis digital dengan kontribusi sebesar 64%,” jelas Diwe. Selain Jasindo, perusahaan asuransi yang juga menjual produknya melalui platform digital ialah PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia (ACPI). Saat ini, perusahaan telah melakukan kerjasama penjualan dengan platform digital ada di Akulaku dengan produknya adalah asuransi kecelakaan diri. “Untuk performa penjualan cukup berhasil dari penjualan asuransi kecelakaan diri ini. Dalam sebulan rata-rata bisa mendapatkan 5000-7000 nasabah dari penjualan tersebut dengan premi yang didapatkan kurang lebih antara Rp50 juta hingga Rp 100 juta,” ujar Freddy Handoko, selaku Assistant General Manager IT & Digital Business ACPI. Meskipun penetrasi asuransi di sisi digital masih sangat kecil, Freddy bilang bahwa pihaknya akan terus menambah jalur kerjasama dengan platform digital dan marketplace agar penjualan dapat meningkat dan pemasaran nama asuransi cakrawala proteksi akan terjangkau banyak di masyarakat luas. Freddy juga menjelaskan bawah di internal portal ACP sendiri telah mempunyai platform penjualan asuransi di mana prosesnya semua online sampai pembayaran. Hanya saja, ia mengakui bahwa perkembangannya masih sangat lambat.
Baca Juga: Nasabah Asuransi Jiwa Melorot “Tetapi kita sadari bahwa kita harus memulai lebih dini sehingga bila nanti daya tarik masyarakat terhadap asuransi mulai muncul di layanan digital, kami sudah siap,” tambah Freddy. Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Dalimunthe mengatakan bahwa secara umum hal tersebut akan dapat meningkatkan efisiensi usaha serta memperluas segmen pasar. Ia menyadari bahwa saat ini penerapan teknologi di industri asuransi baru pada bidang pemasaran dan kolaborasi dengan aggregator. “Dengan melakukan kolaborasi serta peningkatan layanan, maka produk asuransi juga akan lebih efisien jika dikolaborasikan. Asuransi kesehatan misalnya, perusahaan asuransi akan berkolaborasi dengan platform dokter, platform emergency medical evacuation, bahkan juga apotek,” ujar Doddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi