KONTAN.CO.ID - Proyek pembangunan ibukota negara (IKN) menggairahkan sektor konstruksi terutama industri besi dan baja. Pelaku industri ini meyakini bahwa proyek IKN bakal jadi katalis positif yang mendongkrak kinerja di 2023.
Direktur Corporate Affairs PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) Fedaus misalnya mengaku optimistis, industri baja pada tahun ini tumbuh dibandingkan tahun lalu. Ini seiring mulai menggeliatnya pengerjaan proyek pembangunan IKN. Untuk kebutuhan proyek IKN, GGRP melihat potensi penggunaan baja sekitar 9,2 juta ton. "Pemerintah perlu perhatikan penggunaan baja di IKN mengutamakan produk lokal," ungkap Fedaus kepada Kontan. Pada tahun ini GGRP tetap fokus pada utilisasi mesin
light section mill (LSM), yang bisa memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Analis Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan faktor tahun politik biasa jadi momentum akselerasi pembangunan infrastruktur. "Emiten baja dan besi diproyeksi bisa menumbuhkan kinerja keuangan tahun ini," ujarnya. Rio menjagokan saham KRAS, ISSP dan GDST. Ketiga saham ini masih memiliki
price earning ratio (PER) relatif rendah dibanding rata-rata PER sektor barang baku. Sementara itu, Financial Expert Ajaib Sekuritas Asia Chisty Maryani menilai, permintaan besi dan baja berpeluang naik. Chisty menjagokan saham KRAS yang berpeluang naik menuju
resistance terdekat di level Rp 312.
Rekomendasi berikutnya adalah saham GGRP yang berpotensi menguat menuju
resistance di level Rp 520 per saham. Sementara itu, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya melihat saham emiten baja belum menarik. Dengan mayoritas saham yang masih dalam
strong bearish, Cheril menyarankan investor
wait and see. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli