CILEGON. Produsen baja nasional mengaku kewalahan menghadapi gempuran besi dan baja impor. Agar bisa bersaing, asosiasi baja yang tergabung dengan Indonesia Iron and Steel Industry Associations (IISIA) minta pemerintah menaikkan bea masuk impor besi dan baja. Mengacu data IISIA, tahun 2013 lalu, kebutuhan besi dan baja dalam negeri mencapai 14,3 juta ton. Namun, dari total pasar itu, sebanyak 8,4 juta ton dikuasai produk impor. Produsen baja dalam negeri hanya mengecap sisanya sebesar 5,9 juta ton. Irvan Kamal Hakim, Chairman IISIA bilang, kapasitas produksi baja Indonesia saat ini mencapai 6 juta -7 juta ton per tahun. Itu artinya, ada potensi kelebihan produksi besi dan baja yang tak terpakai. Jika impor baja terus membengkak, Irvan khawatir baja yang diproduksi di dalam negeri tak bisa mendapatkan pasar. "Dengan kenaikan bea masuk, kami berharap bisa melindungi industri besi dan baja dalam negeri," terang Irvan di Cilegon, Selasa (7/10).
Industri baja minta bea masuk Baja dinaikkan
CILEGON. Produsen baja nasional mengaku kewalahan menghadapi gempuran besi dan baja impor. Agar bisa bersaing, asosiasi baja yang tergabung dengan Indonesia Iron and Steel Industry Associations (IISIA) minta pemerintah menaikkan bea masuk impor besi dan baja. Mengacu data IISIA, tahun 2013 lalu, kebutuhan besi dan baja dalam negeri mencapai 14,3 juta ton. Namun, dari total pasar itu, sebanyak 8,4 juta ton dikuasai produk impor. Produsen baja dalam negeri hanya mengecap sisanya sebesar 5,9 juta ton. Irvan Kamal Hakim, Chairman IISIA bilang, kapasitas produksi baja Indonesia saat ini mencapai 6 juta -7 juta ton per tahun. Itu artinya, ada potensi kelebihan produksi besi dan baja yang tak terpakai. Jika impor baja terus membengkak, Irvan khawatir baja yang diproduksi di dalam negeri tak bisa mendapatkan pasar. "Dengan kenaikan bea masuk, kami berharap bisa melindungi industri besi dan baja dalam negeri," terang Irvan di Cilegon, Selasa (7/10).