JAKARTA. Tekanan terhadap industri makanan akibat merosotnya daya beli masyarakat tidak membuat pengusaha bakery patah semangat. Mereka optimistis usahanya bakal tetap berkibar. Buktinya, pemain di industri makanan olahan berbasis terigu ini tetap menargetkan industrinya bisa tumbuh 7% tahun ini. Bahkan, pengusaha berani mematok target pertumbuhan lebih tinggi bila pemerintah kembali menerapkan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) tepung terigu. Soalnya, dengan adanya PPNDTP ini, harga terigu tidak naik, sehingga harga jual produk bakery tetap murah. "Kalau PPNDTP diterapkan lagi, pertumbuhannya bisa 10% sampai 15%," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia, Chris Hardijaya, akhir pekan lalu. Pengusaha bakery masih optimistis karena potensi permintaan roti masih sangat besar. "Permintaan roti dan cake itu masih akan sangat tinggi," ujar Chris. Hal ini membuat industri bakery terutama skala kecil dan menengah terus tumbuh. Saat ini, jumlah perusahaan roti skala usaha kecil menengah (UKM) diperkirakan sudah di atas 100.000 usaha. Chris bilang, mereka ini paling rentan mengalami guncangan di saat ekonomi sedang tidak stabil seperti tahun lalu. Saat itu, pertumbuhan pasar bakery hanya 3%. Ini terjadi karena sektor UKM terus melemah. "Saat itu, konsumsi terigu turun hingga 600.000 ton," ucap Chris. Sebaliknya, perusahaan bakery skala besar masih mampu bertahan. Ini terjadi karena perusahaan besar ditopang modal kuat. Meski begitu, Chris optimistis peristiwa 2008 tidak terulang lagi. Hanya saja, Chris tetap meminta pemerintah memberikan perhatian terhadap industri ini. Sebab, penyerapan tenaga kerja di sektor ini sangat besar. "Hampir seluruh produk masih dihasilkan dengan handmade," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Industri Bakery Bakal Tumbuh 7% Tahun ini
JAKARTA. Tekanan terhadap industri makanan akibat merosotnya daya beli masyarakat tidak membuat pengusaha bakery patah semangat. Mereka optimistis usahanya bakal tetap berkibar. Buktinya, pemain di industri makanan olahan berbasis terigu ini tetap menargetkan industrinya bisa tumbuh 7% tahun ini. Bahkan, pengusaha berani mematok target pertumbuhan lebih tinggi bila pemerintah kembali menerapkan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) tepung terigu. Soalnya, dengan adanya PPNDTP ini, harga terigu tidak naik, sehingga harga jual produk bakery tetap murah. "Kalau PPNDTP diterapkan lagi, pertumbuhannya bisa 10% sampai 15%," kata Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia, Chris Hardijaya, akhir pekan lalu. Pengusaha bakery masih optimistis karena potensi permintaan roti masih sangat besar. "Permintaan roti dan cake itu masih akan sangat tinggi," ujar Chris. Hal ini membuat industri bakery terutama skala kecil dan menengah terus tumbuh. Saat ini, jumlah perusahaan roti skala usaha kecil menengah (UKM) diperkirakan sudah di atas 100.000 usaha. Chris bilang, mereka ini paling rentan mengalami guncangan di saat ekonomi sedang tidak stabil seperti tahun lalu. Saat itu, pertumbuhan pasar bakery hanya 3%. Ini terjadi karena sektor UKM terus melemah. "Saat itu, konsumsi terigu turun hingga 600.000 ton," ucap Chris. Sebaliknya, perusahaan bakery skala besar masih mampu bertahan. Ini terjadi karena perusahaan besar ditopang modal kuat. Meski begitu, Chris optimistis peristiwa 2008 tidak terulang lagi. Hanya saja, Chris tetap meminta pemerintah memberikan perhatian terhadap industri ini. Sebab, penyerapan tenaga kerja di sektor ini sangat besar. "Hampir seluruh produk masih dihasilkan dengan handmade," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News