Industri Bertumbuh, E-Commerce Akan Tambah Lagi Jumlah SDM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengurangan jumlah karyawan pasca merger atau penggabungan dua perusahaan dinilai merupakan sesuatu yang wajar dilakukan. Terlebih jika dua perusahaan yang melakukan merger adalah perusahaan yang berada di industri yang sama.

“Pengurangan karyawan merupakan sesuatu yang wajar dilakukan pada perusahaan yang baru saja merger. Itu ditempuh untuk memangkas duplikasi peran di internal perusahaan. Karena pasti ada bagian atau fungsi tertentu yang mirip atau bahkan sama. Ini merupakan hal yang bisa dipahami,” ujar peneliti Center of Digital Economy and SMEs dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Izzudin al Farras, Minggu (16/6).

Hal itu diungkapkan Farras terkait PT Tokopedia dan Tiktok Shop yang berencana melakukan perampingan struktur organisasi paska merger. Perusahaan gabungan yang berganti nama menjadi Shop Tokopedia itu akan memangkas jumlah karyawan pada bidang atau area yang mengalami redundant atau duplikasi.


Farras mengungkapkan hal serupa juga pernah terjadi di beberapa perusahaan yang merger. Misalnya di sektor telekomunikasi ada Indosat Ooredo dengan Hutchisonn Tri Indonesia. Lalu sebelumnya juga ada di sektor perbankan seperti CIMB Niaga.

Mantan pekerja di sektor digital dinilai tidak perlu khawatir terkait pemutusan hubungan kerja. Sebab, pekerja di sektor ini memiliki keterampilan yang tengah dibutuhkan oleh dunia usaha, terutama di era digitalisasi ini. Adapun, pekerja tersebut tidak hanya akan diserap oleh perusahaan startup lain, tapi juga oleh non startup atau industri konvensional.

“Kalau pekerja di sektor ini rata-rata memiliki keterampilan tinggi yang memang dibutuhkan oleh industri. Jadi mereka akan cepat terserap oleh perusahaan lain,” katanya.

Menurut Farras efisiensi SDM pasca merger dilakukan perusahaan sesuai dengan strategi yang akan dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Biasanya mereka akan memfokuskan terlebih dulu pada apa yang menjadi target bisnis perusahaan.

“Jika strategi dan targetnya berjalan dengan baik alias ada pertumbuhan atau perkembangan bisnis misalnya setahun kedepan, bukan tidak mungkin perusahaan itu membutuhkan tambahan SDM melakukan perekrutan lagi pada divisi-divisi yang memang perlu adanya penambahan SDM,” katanya.

Terlebih, lanjut Farras, secara industri e-commerce kedepannya masih akan terus mengalami pertumbuhan. “Kalau kita lihat e-commerce baik secara gross merchandise value (GMV) atau secara kunjungan pembeli masih akan mengalami peningkatan di tahun ini maupun di tahun depan, meksipun tidak setinggi saat pandemi. Oleh asumsi itu, maka kebutuhan SDM di industri ini masih akan tinggi,” ujar Farras.

Seperti diketahui, Tokopedia telah mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan penyesuaian jumlah karyawannya usai 75% saham perusahaan berpindah ke TikTok. Manajemen Tokopedia juga telah melakukan pemetaan internal dan menemukan beberapa area yang perlu dillakukan penyesuaian agar sejalan dengan bisnis perusahaan.

“Menyusul penggabungan TikTok dan Tokopedia, kami telah mengidentifikasi beberapa area yang perlu diperkuat dalam organisasi dan menyelaraskan tim kami agar sesuai dengan tujuan perusahaan,” kata Direktur Corporate Affairs Tokopedia dan ShopTokopedia Nuraini Razak, Jumat (14/6/2024). Nuraini menyatakan penyesuaian ini dilakukan perusahaan dapat terus bertumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fahriyadi .