Industri Biomassa Butuh Lebih Banyak Dukungan Pendanaan Perbankan Nasional



KONTAN.CO.ID-JAKARTA.  Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI) berharap kontribusi pendanaan perbankan nasional lebih besar khususnya dalam mendukung target program co-firing biomassa pada PLTU di 2025. 

Ketua Umum MEBI, Milton Pakpahan menyatakan saat ini pendanaan proyek pembangkit biomassa baru berasal dari lembaga non-perbankan yakni PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Indonesia Infrastructure Finance (IIF).  

“Sudah ada dua proyek pembangkit biomassa (PLTBm) di Deli Serdang dan PLTBm Aceh Tamiang di mana sumber pendanaannya berasal dari SMI dan IIF belum ada pendanaan yang berasal dari perbankan nasional,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (9/12). 


Baca Juga: Target Bauran EBT di 2025 Terancam Tidak Tercapai

Sedangkan, beberapa tahun ke depan seiring dengan upaya transisi energi, kebutuhan pasokan biomassa untuk co-firing di PLTU semakin tinggi. Rencananya, di 2025 PLN membutuhkan 10,2 juta ton biomassa untuk digunakan di 52 PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Di sisi lain, target tersebut juga akan didukung pemerintah melalui Peraturan Menteri (Permen) mengenai pemanfaatan biomassa sebagai co-firing di PLTU yang saat ini masih dalam proses harmonisasi. 

“Tentu target ini mutlak harus ada dukungan perbankan nasional,” tegas Milton. 

Tidak cuma itu, peluang biomassa terbuka lebar di pasar ekspor untuk keperluan co-firing di negara lain yang juga melaksanakan transisi energi. 

Baca Juga: Perbankan dan Pemerintah Masih Butuh Pendapatan dari Sektor Batubara

Maka itu, peluang perbankan sangat besar jika ingin memperluas portofolio hijaunya di sektor biomassa. 

Melihat hal tersebut, Milton menyatakan, MEBI sudah merencanakan akan melakukan sosialisasi atau diskusi dengan lembaga pendanaan dalam negeri dalam mendukung target ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli