KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha perikanan budidaya mengkhawatirkan penataan Keramba Jaring Apung (KJA) semrawut dan penutupan KJA akan menggerus industri perikanan dalam negeri. Padahal nilai perekonomian industri ini sangat besar. Bila penataan dan limbah menjadi masalah, pengusaha mengklaim siap berkomitmen memperbaiki penataan tersebut. Budhi Wibowo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menyampaikan, pihaknya prihatin pada langkah pemerintah daerah yang ingin memperkecil jumlah KJA, bahkan hingga upaya untuk menghapuskan KJA pada wilayah-wilayah tertentu. "Penetapan waduk Jati Luhur sebagai zero keramba dan rencana pengurangan KJA di danau Toba menjadi hanya 10.000 ton per tahun merupakan contoh ketidakberpihakan terhadap perikanan budidaya pada perairan umum," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/10). Asal tahu, sejak tahun lalu satuan tugas dari pemerintah daerah Jawa Barat telah menata dan mengurangi lebih dari 2.500 KJA di waduk Jati Luhur. Saat ini tersisa 31.731 petak KJA dengan konsumsi pakan hatian 211,5 ton per hari, atau 77.212 ton per tahun.
Industri budidaya ikan minta pemerintah kaji ulang penataan keramba jaring apung
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha perikanan budidaya mengkhawatirkan penataan Keramba Jaring Apung (KJA) semrawut dan penutupan KJA akan menggerus industri perikanan dalam negeri. Padahal nilai perekonomian industri ini sangat besar. Bila penataan dan limbah menjadi masalah, pengusaha mengklaim siap berkomitmen memperbaiki penataan tersebut. Budhi Wibowo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) menyampaikan, pihaknya prihatin pada langkah pemerintah daerah yang ingin memperkecil jumlah KJA, bahkan hingga upaya untuk menghapuskan KJA pada wilayah-wilayah tertentu. "Penetapan waduk Jati Luhur sebagai zero keramba dan rencana pengurangan KJA di danau Toba menjadi hanya 10.000 ton per tahun merupakan contoh ketidakberpihakan terhadap perikanan budidaya pada perairan umum," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/10). Asal tahu, sejak tahun lalu satuan tugas dari pemerintah daerah Jawa Barat telah menata dan mengurangi lebih dari 2.500 KJA di waduk Jati Luhur. Saat ini tersisa 31.731 petak KJA dengan konsumsi pakan hatian 211,5 ton per hari, atau 77.212 ton per tahun.