Industri CPO harap penetapan bea masuk tinggi oleh India tak berlangsung lama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. India akan kembali menaikkan bea masuk impor crude palm oil (CPO) dan turunannya.

Bea masuk CPO India akan dinaikkan menjadi 44% dan produk olahannya naik menjadi 54%. Saat ini, bea masuk impor CPO sebesar 15% dan produk turunannya 25%. Bea impor ini sudah naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono berharap, bea masuk impor yang tinggi ini tidak diterapkan dalam jangka waktu yang lama. Meski menurutnya ada aspek politis dalam pemerintahan India. “Kalau diberlakukan terus menerus pasti ekspor ke India akan mengalami koreksi yang cukup besar,” ujar Joko kepada Kontan.co.id, Kamis (11/4).


Berdasarkan catatan Kontan.co.id, tahun lalu ekspor CPO Indonesia ke India merupakan ekspor tertinggi yakni 7,6 juta ton. Gapki pun mencatat pada Januari tahun ini permintaan minyak sawit dari India meningkat 1% dibandingkan Desember 2017. Dimana pada Desember 2017 permintaan minyak sawit sebesar 593.250 ton naik menjadi 598.350 ton di Januari 2017.

Joko pun mengatakan sampai saat ini Gapki belum bisa melihat dampak yang ditumbulkan oleh tingginya bea impor yang ditetapkan India. “Kami akan lihat kinerja kurtal 1 nanti, datanya masih diolah,” ujar Joko.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Bambang mengatakan pemerintah sedang melakukan lobi ke pemerintah India.

“Sekarang sedang dilaksanakan nego-nego ya. Apa kepentigan India dan apa kepentingan Indonesia, ini sedang dibicarakan. Mudah-mudahan mereka tidak jadi menaikkan bea masuk,” kata Bambang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia