JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi global di tahun depan membayangi kinerja dana pensiun (dapen) untuk meraih imbal hasil pengelolaan dana yang optimal. Mudjiharno Sudjono, Direktur Utama Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia (Dapen BRI) mengatakan, cukup sulit menargetkan imbal hasil double digit pada tahun depan. Menurutnya, ada beberapa faktor yang mengganjal kinerja dapen tahun depan. Pertama, ketidakpastian global pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Kedua, kondisi domestik yang diperkirakan masih kurang bergairah. Hal ini lantaran tahun depan dana pensiun wajib meningkatkan kepemilikan SBN menjadi minimum 30%. Sementara rata-rata kupon obligasi SBN hanya 6,5%. "Total dana kelolaan Dapen BRI saat ini kurang lebih Rp 16 triliun. Artinya sekitar Rp 4,8 triliun kami alokasikan pada SBN," jelas Mudjiharno.
Industri dapen banyak tantangan di tahun depan
JAKARTA. Ketidakpastian ekonomi global di tahun depan membayangi kinerja dana pensiun (dapen) untuk meraih imbal hasil pengelolaan dana yang optimal. Mudjiharno Sudjono, Direktur Utama Dana Pensiun Bank Rakyat Indonesia (Dapen BRI) mengatakan, cukup sulit menargetkan imbal hasil double digit pada tahun depan. Menurutnya, ada beberapa faktor yang mengganjal kinerja dapen tahun depan. Pertama, ketidakpastian global pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Kedua, kondisi domestik yang diperkirakan masih kurang bergairah. Hal ini lantaran tahun depan dana pensiun wajib meningkatkan kepemilikan SBN menjadi minimum 30%. Sementara rata-rata kupon obligasi SBN hanya 6,5%. "Total dana kelolaan Dapen BRI saat ini kurang lebih Rp 16 triliun. Artinya sekitar Rp 4,8 triliun kami alokasikan pada SBN," jelas Mudjiharno.