KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri elektronik nasional tengah menghadapi tantangan berat akibat membanjirnya produk impor di pasar domestik. Meski demikian, produsen elektronik lokal tetap berupaya bertahan dengan terus melakukan inovasi dan meluncurkan produk-produk baru. Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Elektronik (Gabel) Daniel Suhardiman mengungkapkan bahwa pasar elektronik nasional masih mengalami kontraksi karena daya beli masyarakat yang melemah.
Baca Juga: Panasonic-GOBEL & BBPVP Bekasi: Membuka Jalan bagi SDM HVAC Kompeten & Berdaya Saing Di sisi lain, produsen dalam negeri menghadapi kesulitan bersaing dengan produk impor, terutama dari China, yang dijual dengan harga sangat murah. “Maraknya produk impor juga berdampak pada turunnya tingkat pemanfaatan kapasitas produksi elektronik dalam negeri,” ujar Daniel, Rabu (13/11). Daniel menambahkan, pemerintah perlu segera menangani masalah impor produk elektronik yang terus merajalela. Selain itu, kebijakan insentif ekspor yang diterapkan oleh China memberikan tantangan besar bagi produsen lokal untuk dapat bersaing.
Baca Juga: Electronic City Hadirkan Ragam Inovasi pada HUT ke-23 PT Hartono Istana Teknologi, produsen merek Polytron, melaporkan penurunan penjualan yang signifikan, terutama pada produk TV LED yang mengalami penurunan sekitar 20% sepanjang tahun 2024. Beberapa produk di kategori lainnya juga mengalami penurunan penjualan. Namun, untuk kategori
home appliance, Polytron masih mencatat pertumbuhan penjualan AC sebesar 5% dan kulkas sebesar 4%. Direktur Komersial Polytron Tekno Wibowo menyoroti persaingan yang semakin ketat dengan masuknya merek-merek baru di e-commerce, yang menjual TV LED dengan harga sangat murah. Diduga, beberapa produk tersebut menggunakan panel LED bekas dari China yang dirakit dan dijual kembali sebagai produk baru. “Hal ini tentu membuat pasar menjadi lemah,” ujar Tekno.
Baca Juga: Strategi Electronic City (ECII) Catatkan Kinerja Positif hingga Akhir Tahun Polytron berharap permintaan produk akan meningkat menjelang akhir tahun, terutama untuk TV LED. Perusahaan ini juga terus meningkatkan kualitas produk dan layanan servis guna memuaskan para konsumen, serta baru-baru ini meluncurkan produk oven dan
air cooler terbaru. Sementara itu, PT Sharp Electronics Indonesia mengalami penurunan penjualan produk mesin cuci sebesar 5% hingga Oktober 2024, sementara penjualan TV LED turun sekitar 15%. Assistant General Manager Sharp Electronics Indonesia, Andrew P. Gultom mengakui bahwa gempuran produk impor asal China menjadikan pasar semakin menantang. Namun, Sharp masih berhasil mempertahankan posisi pangsa pasar teratas untuk beberapa produk seperti AC, kulkas, dan mesin cuci.
Baca Juga: Polytron Rilis Motor Listrik Terbaru Fox-500, Sasar Kelas Premium Untuk meningkatkan penjualan, Sharp semakin aktif menawarkan promosi untuk hampir seluruh produknya dan terus memperkenalkan produk-produk baru ke pasar. “Belum lama ini kami meluncurkan tiga produk vacuum cleaner baru dan mesin cuci baru,” ungkap Andrew. Para produsen elektronik lokal seperti Polytron dan Sharp berharap, dengan inovasi dan strategi pemasaran yang lebih agresif, mereka dapat menghadapi persaingan ketat dari produk impor dan mempertahankan eksistensi di pasar nasional. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto