KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lagi-lagi industri farmasi dalam negeri digoyang dengan isu kenaikan harga obat. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang menembus Rp 14.000, menyebabkan beban biaya produksi di sektor ini ikut melambung. Apalagi sekitar 90% bahan baku produk farmasi masih bergantung pada impor. Namun bagi perusahaan-perusahaan farmasi besar, kenaikan harga bahan baku impor karena imbas pelemahan nilai tukar ini masih dapat direm. Maklum, mereka memiliki manajemen stok yang cukup lama serta daya tawar yang tinggi. Salah satunya adalah PT Kimia Farma Tbk. "Kami sudah sepakat dengan supplier membeli bahan baku dengan harga dan jangka waktu tertentu," kata Sekretaris Perusahaaan Kimia Farma, Ganti Winarno, Rabu (27/6).
Industri farmasi masih menahan kenaikan harga
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lagi-lagi industri farmasi dalam negeri digoyang dengan isu kenaikan harga obat. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang menembus Rp 14.000, menyebabkan beban biaya produksi di sektor ini ikut melambung. Apalagi sekitar 90% bahan baku produk farmasi masih bergantung pada impor. Namun bagi perusahaan-perusahaan farmasi besar, kenaikan harga bahan baku impor karena imbas pelemahan nilai tukar ini masih dapat direm. Maklum, mereka memiliki manajemen stok yang cukup lama serta daya tawar yang tinggi. Salah satunya adalah PT Kimia Farma Tbk. "Kami sudah sepakat dengan supplier membeli bahan baku dengan harga dan jangka waktu tertentu," kata Sekretaris Perusahaaan Kimia Farma, Ganti Winarno, Rabu (27/6).