KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) menyatakan belum merasakan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Situasi pelemahan ini sudah pernah terjadi dan GPFI akan menyiasati hal ini. Pasalnya, bahan baku farmasi 90% masih diimpor dari luar negeri. Direktur Eksekutif GPFI, Elfiano Rizaldi mengatakan, saat ini belum ada dampak terkait penguatan dolar AS lantaran situasinya baru terjadi. Situasi pelemahan rupiah ini juga seperti pada akhir 2022 dan awal tahun 2023 yang lalu. "Harga bahan baku obat saat ini cenderung turun karena oversupply atau build up dari pasca Covid-19. Adapun, rata-rata harga bahan baku obat turun 10% sampai 20%," kata Elfiano saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/10).
Industri Farmasi Mengatur Startegi di Tengah Tren Pelemahan Rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) menyatakan belum merasakan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Situasi pelemahan ini sudah pernah terjadi dan GPFI akan menyiasati hal ini. Pasalnya, bahan baku farmasi 90% masih diimpor dari luar negeri. Direktur Eksekutif GPFI, Elfiano Rizaldi mengatakan, saat ini belum ada dampak terkait penguatan dolar AS lantaran situasinya baru terjadi. Situasi pelemahan rupiah ini juga seperti pada akhir 2022 dan awal tahun 2023 yang lalu. "Harga bahan baku obat saat ini cenderung turun karena oversupply atau build up dari pasca Covid-19. Adapun, rata-rata harga bahan baku obat turun 10% sampai 20%," kata Elfiano saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/10).