JAKARTA. Ada harapan pada industri fashion Indonesia di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dalam hitung-hitungan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga, para pedesain mesti mampu memenuhi 40 persen kebutuhan pasar fashion dalam negeri. Hanya dengan cara itu, Indonesia bisa mencegah produk fashion luar negeri menguasai Nusantara. "Kita harus punya semangat bagaimana Indonesia itu menjadi pusat fashion Internasional," ujar Puspayoga dalam acara Indonesia Fashion Week di Jakarta Convention Center, Kamis (10/3/2016), sebagaimana rilis dari Kemenkop UKM. Menurut Puspayoga pula, supaya berdaya saing tinggi, karya fashion yang dihasilkan harus pula yang kreatif. Karya kreatif yang dimaksud itu mengangkat nilai-nilai lokal budaya Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. "Ekspresi budaya itu tentunya suatu tantangan bagi para desainer kita untuk merancang karya yang mengangkat nilai-nilai budaya Indonesia," katanya.
Industri fesyen harus mampu bersaing di era MEA
JAKARTA. Ada harapan pada industri fashion Indonesia di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dalam hitung-hitungan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga, para pedesain mesti mampu memenuhi 40 persen kebutuhan pasar fashion dalam negeri. Hanya dengan cara itu, Indonesia bisa mencegah produk fashion luar negeri menguasai Nusantara. "Kita harus punya semangat bagaimana Indonesia itu menjadi pusat fashion Internasional," ujar Puspayoga dalam acara Indonesia Fashion Week di Jakarta Convention Center, Kamis (10/3/2016), sebagaimana rilis dari Kemenkop UKM. Menurut Puspayoga pula, supaya berdaya saing tinggi, karya fashion yang dihasilkan harus pula yang kreatif. Karya kreatif yang dimaksud itu mengangkat nilai-nilai lokal budaya Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. "Ekspresi budaya itu tentunya suatu tantangan bagi para desainer kita untuk merancang karya yang mengangkat nilai-nilai budaya Indonesia," katanya.