Industri Fintech Lending Catatkan Rugi, Modalku Beberkan Kondisi Perusahaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri fintech peer to peer (P2P) lending mengalami kerugian per Februari 2024 sebesar Rp 97,56 miliar. Adapun kondisi itu berbanding terbalik dengan Februari 2023, industri fintech P2P lending tercatat meraih laba Rp 98,25 miliar.

Jika menelaah berdasarkan data OJK, kerugian mulai dialami industri fintech P2P lending per Januari 2024. Adapun sepanjang tahun lalu, industri fintech P2P lending selalu mencatatkan laba.

Mengenai hal itu, fintech P2P lending Modalku menyampaikan perusahaan belum mencatatkan laba. Meskipun demikian, Country Head Modalku Indonesia Arthur Adisusanto mengatakan pihaknya optimistis bisa mencatatkan pertumbuhan yang positif tahun ini.


"Walaupun belum mencatatkan laba, profitabilitas tetap menjadi fokus utama kami dan optimis akan mencatat pertumbuhan yang positif," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (2/5).

Baca Juga: Industri Fintech Lending Merugi, Ini Penyebabnya Menurut Pengamat

Arthur tak memungkiri 2023 merupakan tahun yang cukup menantang untuk Modalku. Dia bilang pihaknya akan tetap menerapkan penyaluran dana yang selektif kepada UMKM dengan potensi bertumbuh yang positif, disertai dengan penilaian kredit yang komprehensif untuk menjaga portofolio pendanaan tetap sehat.

Arthur juga menyampaikan Modalku tetap berkomitmen untuk memperkuat fondasi dan strategi bisnis pada tahun ini. Dia menyebut tidak hanya dari sisi pengembangan alternatif produk yang dibutuhkan bagi UMKM, tetapi juga dengan mengelola alokasi pengeluaran perusahaan dengan bijaksana demi efisiensi yang maksimal. 

"Selain itu, kami juga menitikberatkan pada kesehatan keuangan perusahaan serta investasi dalam teknologi dan pengembangan sumber daya manusia," katanya.

Sepanjang 2023, Arthur menambahkan Modalku berhasil menekan beban operasional perusahaan sehingga bisa turun sekitar 31%, jika dibandingkan 2022. 

Hingga saat ini, dia mengatakan Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan melebihi Rp 59 triliun kepada lebih dari 5,1 juta transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi