KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ancaman resesi global dan kenaikan suku bunga, industri fintech peer-to-peer (P2P) lending tetap pede penyaluran pinjaman ke usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bakal bertumbuh. Optimisme ini lantaran kondisi pandemi yang sudah membaik, pembatasan kegiatan masyarakat yang sudah dicabut, dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang bertumbuh. Founder dan CEO Akseleran Ivan Nikolas Tambunan optimistis penyaluran pinjaman tahun ini dapat tumbuh hampir 90%. Pertumbuhan ini bisa dilihat dari tren yang ada di akhir tahun 2022. Di tahun lalu, penyaluran pinjaman Akseleran meningkat 55% dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya. Terlebih lagi, Ivan menilai, pemulihan dari pandemi Covid-19 sudah sangat baik. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga 2022 yang mencapai lebih dari 5,7%.
Di kuartal IV 2022, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap tumbuh di atas 5%. Pertumbuhan tersebut salah satunya ditopang peningkatan konsumsi masyarakat Indonesia. Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2022, Akseleran telah berhasil menyalurkan total pinjaman usaha sebesar hampir Rp 3,1 triliun atau tumbuh 55% dari tahun sebelumnya. "Tercatat, pertumbuhan tersebut berkat kenaikan rata-rata penyaluran pinjaman usaha Akseleran di setiap bulannya yang mencapai kisaran hingga Rp 350 miliar," kata Ivan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (16/1).
Baca Juga: Masih Banyak Fintech Lending yang Sulit Memenuhi Aturan Modal OJK Perlu diketahui, pinjaman yang disalurkan melalui platform Akseleran masih didominasi para pelaku UMKM dengan porsi lebih dari 98%. Sedangkan sisanya, disalurkan untuk produk pinjaman sektor konsumer, yakni employee loan. Ivan menuturkan, seluruh wilayah Indonesia sudah memperoleh penyaluran pinjaman usaha Akseleran, dengan konsentrasi antara lain di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur. Juga wilayah-wilayah lain di luar Pulau Jawa seperti di Kalimantan Barat, Riau, Bali, Kepulauan Riau dan Sumatera Utara. "Hingga saat ini sudah ada lebih dari 4.000 para pelaku UMKM yang sudah memperoleh fasilitas pembiayaan modal usaha melalui Akseleran," kata Ivan. Sementara itu, CEO KoinWorks Benedicto Haryono mengatakan, penyaluran pinjaman KoinWorks kepada UMKM hingga tahun 2023 ditargetkan secara akumulatif dapat mencapai Rp 20 triliun. "Di tahun ini, KoinWorks terus berfokus pada pendanaan usaha level mikro di seluruh wilayah Indonesia melalui produk-produk pembiayaan yang disediakan," kata Benedicto kepada Kontan.co.id, Senin (16/1). Benedicto menambahkan, penyaluran pinjaman KoinWorks sepanjang 2022 terus meningkat setiap kuartalnya dan hingga akhir Desember 2022 tercatat total penyaluran pembiayaan mencapai Rp 8 triliun. Sejauh ini, UMKM di pulau Jawa masih menjadi mayoritas peminjam di KoinWorks, di susul dengan daerah lain seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. "Pemerataan penyaluran pembiayaan untuk UMKM terus menjadi fokus KoinWorks," ujarnya. Adapun, sejak KoinWorks berdiri pada 2016, secara akumulatif tercatat sebanyak 850.000 UMKM telah menerima pembiayaan KoinWorks. Pada 2022, KoinWorks mencatat lebih dari 25% UMKM mendapat funding pertama mereka dari KoinWorks, dan diprediksikan akan meningkat di tahun ini.
Pelaku fintech lain, CEO dan Co-Founder Modal Rakyat Hendoko Kwik memproyeksikan penyaluran fintech Modal Rakyat sebesar Rp 3 triliun di tahun 2023 ini. Untuk pinjaman SME masih difokuskan ke Jabodetabek dan Jawa Timur dan untuk pinjaman mikro MRI telah menyalurkan ke 35 Provinsi diseluruh indonesia. Sebagai informasi, per Desember 2022 total UMKM yang sudah mendapatkan pinjaman dana melalui Modal Rakyat sebanyak kurang lebih 25.000 UMKM.
Baca Juga: OJK: 65 Fintech Lending Terpantau Masih Mengalami Kerugian Secara Akumulatif Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .