Industri garmen masih wait and see jelang pemilu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen garmen, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) menilai tahun 2019 yang diiringi dengan pesta demokrasi akan menjadi tantangan tersendiri bagi industri. Oleh karenanya pemilik brand dan pabrikan underwear ini masih mengoptimalkan kapasitas yang ada saat ini.

Menurut Tirta Heru Citra, Direktur RICY kebanyakan industri masih wait and see dengan situasi ini. "Sampai semuanya jelas hasil pemilu bagaimananya nanti," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (14/2).

Bagi RICY, perseroan harus tetap optimis karena permintaan produknya dinilai terus bertumbuh karena dianggap sebagai kebutuhan primer yang inelastis. "Apalagi jaringan distribusi kami kuat sehingga dapat melewati tahun ini dengan baik," sebut Tirta.


Sedangkan perkara ekspansi, Tirta mengaku perseroan belum berminat untuk menambah kapasitas di tahun 2019 ini. Sekadar informasi perseroan pabrik yang memproduksi benang berkapasitas terpasang 60.000 bales yarn per tahun, lalu ada pabrik kain mentah dengan kapasitas terpasang 2.520 ton per tahun dan pabrik garmen berkapasitas 30 juta potong per tahunnya.

"Kapasitas yang baru kami gunakan saat ini sekitar 80%," terang Tirta. Adapun mengenai perolehan hasil produksi di tahun 2018 kemarin manajemen belum dapat membeberkannya saat ini.

Yang terang, kalau berkaca pada laporan keuangan tahun 2017 yang lalu perseroan memproduksi benang sebanyak 31.418 bale, meningkat 0,35% year on year (yoy). Sementara untuk kain mentah di tahun itu tercatat 1.298 ton dan produk garmen 2.019.561 lusin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .