KONTAN.CO.ID - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pelaku industri menginginkan penghitungan harga gas untuk industri agar berbasis pada produk yang dihasilkan, tidak lagi berdasarkan harga tetap. Formulasi ini diharapkan mampu memacu penyerapan gas lokal, seperti dari Blok Masela, Maluku dan Teluk Bintuni, Papua Barat. “Kami juga ingin formulasinya itu berbasis produk, bukan fixed. Sekarang ada sedikit perubahan mengenai formulasi harga. Jadi, kalau formulasi harga belum ketemu, investornya belum bisa jalan,” kata Menperin dalam keterangan pers, Rabu (27/9). Menperin mencontohkan, dalam pengembangan proyek industri petrokimia di Masela, para investor berharap harga dasar gas Masela dipatok sekitar US$ 3 per mmbtu di plant gate. Sementara itu, Kementerian ESDM menaksir bahwa harga gas Masela paling rendah di angka US$ 5,86 per mmbtu.
Industri ingin formulasi harga gas berbasis produk
KONTAN.CO.ID - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pelaku industri menginginkan penghitungan harga gas untuk industri agar berbasis pada produk yang dihasilkan, tidak lagi berdasarkan harga tetap. Formulasi ini diharapkan mampu memacu penyerapan gas lokal, seperti dari Blok Masela, Maluku dan Teluk Bintuni, Papua Barat. “Kami juga ingin formulasinya itu berbasis produk, bukan fixed. Sekarang ada sedikit perubahan mengenai formulasi harga. Jadi, kalau formulasi harga belum ketemu, investornya belum bisa jalan,” kata Menperin dalam keterangan pers, Rabu (27/9). Menperin mencontohkan, dalam pengembangan proyek industri petrokimia di Masela, para investor berharap harga dasar gas Masela dipatok sekitar US$ 3 per mmbtu di plant gate. Sementara itu, Kementerian ESDM menaksir bahwa harga gas Masela paling rendah di angka US$ 5,86 per mmbtu.