KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan dari sektor industri jamu dan farmasi bahu-membahu meningkatkan pemanfaatan bahan baku obat herbal dari dalam negeri. Usaha ini bertujuan untuk menekan angka ketergantungan bahan baku obat farmasi dari luar negeri di masa yang akan datang. Direktur Utama PT Indofarma Tbk (INAF), Arief Pramuhanto menjelaskan saat ini bahan baku obat farmasi masih 90% diimpor dari China dan India. "Salah satu tugas Holding BUMN Farmasi adalah menekan impor bahan baku farmasi dengan memaksimalkan potensi herbal Indonesia," kata dia dalam acara Investor Daily Summit, Kamis (15/7). Arief mengungkapkan, saat ini pemain di industri jamu sudah cukup banyak, yakni berjumlah 1.247 industri. Sebanyak 129 pemain masuk dalam kategori obat tradisional (IOT), adapun 10 di antaranya masuk dalam kategori industri besar. Sisanya 1.037 pemain dikelompokkan sebagai usaha kecil dan mikro obat tradisional.
Industri jamu dan farmasi menggenjot pemanfaatan bahan baku herbal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan dari sektor industri jamu dan farmasi bahu-membahu meningkatkan pemanfaatan bahan baku obat herbal dari dalam negeri. Usaha ini bertujuan untuk menekan angka ketergantungan bahan baku obat farmasi dari luar negeri di masa yang akan datang. Direktur Utama PT Indofarma Tbk (INAF), Arief Pramuhanto menjelaskan saat ini bahan baku obat farmasi masih 90% diimpor dari China dan India. "Salah satu tugas Holding BUMN Farmasi adalah menekan impor bahan baku farmasi dengan memaksimalkan potensi herbal Indonesia," kata dia dalam acara Investor Daily Summit, Kamis (15/7). Arief mengungkapkan, saat ini pemain di industri jamu sudah cukup banyak, yakni berjumlah 1.247 industri. Sebanyak 129 pemain masuk dalam kategori obat tradisional (IOT), adapun 10 di antaranya masuk dalam kategori industri besar. Sisanya 1.037 pemain dikelompokkan sebagai usaha kecil dan mikro obat tradisional.