JAKARTA. Industri jamu dalam negeri makin muram nasibnya karena produk ilegal asal luar negeri makin membanjiri pasar. Pengusaha lokal pun ketar-ketir, mau tak mau mereka harus bersaing dengan merek tak resmi. Gabungan Pengusaha (GP) Jamu menyebutkan belakangan produk ilegal juga masuk lewat perusahaan multilevel marketing (MLM). Charles Saerang, Ketua GP Jamu, berujar satu MLM herbal bisa meraup omzet hingga ratusan miliar rupiah saban bulan. Perusahaan itu, tak hanya memperdagangkan obat mengandung zat kimia, tetapi juga makanan dan minuman. Ironisnya, jika dibiarkan, jumlah MLM herbal yang tak jelas itu malah makin bertambah dan membuat, pangsa jamu lokal kian tergerus. Penjualan jamu tahun 2010 mencapai Rp 10 triliun. Dia memproyeksikan tahun 2011 ini penjualan paling banter mencapai Rp 11 triliun atau naik 10%. "Perkembangan terhambat 15%-20% gara-gara jamu ilegal khususnya dari luar negeri," ujar Charles kepada KONTAN, Kamis (6/10). Jelas hal itu membuat pasar lokal tertekan. Charles mencontohkan di Malaysia, perusahaan MLM asing tidak boleh berjualan langsung. Sedangkan di Indonesia, produk ilegal berseliweran di toko-toko. Dulunya pusat pabrik jamu ilegal di Cilacap, Jawa Tengah. Sekarang titiknya merekah mulai dari Banyuwangi hingga perbatasan dengan Malaysia di Sumatra. Sekalipun razia terus digalakkan, masalahnya tidak bisa diselesaikan dengan mudah dan pengusaha yang tak bermasalah pun ikut jadi korban.
Industri jamu lokal muram kena serbu produk impor
JAKARTA. Industri jamu dalam negeri makin muram nasibnya karena produk ilegal asal luar negeri makin membanjiri pasar. Pengusaha lokal pun ketar-ketir, mau tak mau mereka harus bersaing dengan merek tak resmi. Gabungan Pengusaha (GP) Jamu menyebutkan belakangan produk ilegal juga masuk lewat perusahaan multilevel marketing (MLM). Charles Saerang, Ketua GP Jamu, berujar satu MLM herbal bisa meraup omzet hingga ratusan miliar rupiah saban bulan. Perusahaan itu, tak hanya memperdagangkan obat mengandung zat kimia, tetapi juga makanan dan minuman. Ironisnya, jika dibiarkan, jumlah MLM herbal yang tak jelas itu malah makin bertambah dan membuat, pangsa jamu lokal kian tergerus. Penjualan jamu tahun 2010 mencapai Rp 10 triliun. Dia memproyeksikan tahun 2011 ini penjualan paling banter mencapai Rp 11 triliun atau naik 10%. "Perkembangan terhambat 15%-20% gara-gara jamu ilegal khususnya dari luar negeri," ujar Charles kepada KONTAN, Kamis (6/10). Jelas hal itu membuat pasar lokal tertekan. Charles mencontohkan di Malaysia, perusahaan MLM asing tidak boleh berjualan langsung. Sedangkan di Indonesia, produk ilegal berseliweran di toko-toko. Dulunya pusat pabrik jamu ilegal di Cilacap, Jawa Tengah. Sekarang titiknya merekah mulai dari Banyuwangi hingga perbatasan dengan Malaysia di Sumatra. Sekalipun razia terus digalakkan, masalahnya tidak bisa diselesaikan dengan mudah dan pengusaha yang tak bermasalah pun ikut jadi korban.