KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri jasa keuangan dan bank mendominasi peringkat ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS) Indonesia. Dari lima besar, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Sedangkan, dari 20 besar ada PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM).
Angela Indirawati Simatupang, Managing Partner Consulting RSM Indonesia bilang adanya peraturan yang lebih ketat berperan signifikan dalam pemberian praktik tata kelola yang baik. "Ada pengaruh regulasi dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Angela. Meski begitu, dia menambahkan bukan berarti Indonesia perlu menambah otoritas atau lembaga untuk mengawasi masing-masing sektor industri. Hanya, peran dan fungsi dari masing-masing pengawas yang sudah ada harus lebih ditingkatkan. Angela mencontohkan, posisi pertama ACGS yang selalu diduduki Thailand sejak tahun 2013 tak berbanding lurus dengan ketatnya peraturan di negara tersebut. "Justru di Singapura peraturannya lebih banyak, tapi Thailand lebih terbuka dan lebih ramah investor," ujar Angela. Asal tahu, ACGS merupakan penilaian terhadap 100 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di enam negara ASEAN. Penilaian itu mencakup lima aspek penting seperti hak pemegang saham, perlakuan yang adil terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi dan tanggung jawab dewan komisaris.