KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mahalnya harga gas bumi, masih menjadi kendala utama bagi pada produsen kaca di Indonesia. Di tengah stagnansi permintaan produk kaca khususnya di sektor otomotif, menyebabkan industri ini harus berhati-hati dalam mematok target pertumbuhannya. Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) mengatakan, walau ekspor kaca lembaran untuk otomotif cenderung stagnan, namun permintaanya tetap berlanjut hingga semester II-2018. "Kalau otomotif dan properti pulih, harapannya sampai akhir 2018 pertumbuhan industri kaca bisa 4,5%-5%," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/7). Produsen kaca juga diketahui masih merasakan tingginya harga gas industri yang mengakibatkan produsen kaca dalam negeri kalah saing dengan produk impor lainnya. "Kuncinya adalah penurunan harga gas bumi sesuai implementasi Perpres 40/2016," kata Yustinus.
Industri kaca masih hadapi kendala gas dan pelemahan rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mahalnya harga gas bumi, masih menjadi kendala utama bagi pada produsen kaca di Indonesia. Di tengah stagnansi permintaan produk kaca khususnya di sektor otomotif, menyebabkan industri ini harus berhati-hati dalam mematok target pertumbuhannya. Yustinus Gunawan, Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP) mengatakan, walau ekspor kaca lembaran untuk otomotif cenderung stagnan, namun permintaanya tetap berlanjut hingga semester II-2018. "Kalau otomotif dan properti pulih, harapannya sampai akhir 2018 pertumbuhan industri kaca bisa 4,5%-5%," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/7). Produsen kaca juga diketahui masih merasakan tingginya harga gas industri yang mengakibatkan produsen kaca dalam negeri kalah saing dengan produk impor lainnya. "Kuncinya adalah penurunan harga gas bumi sesuai implementasi Perpres 40/2016," kata Yustinus.