KONTAN.CO.ID - BEIJING. Asosiasi galangan kapal China mengecam kebijakan tarif pelabuhan yang diumumkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap kapal-kapal yang terkait dengan China. Mereka menyebut langkah tersebut sebagai tindakan yang berpandangan sempit dan berpotensi merusak industri pelayaran global. Presiden Trump menandatangani perintah pada hari Rabu (16/4) yang meminta untuk menghidupkan kembali industri galangan kapal AS dan mengurangi dominasi China di sektor pelayaran internasional. Namun, pemerintah AS kemudian melonggarkan kebijakan tersebut pada hari berikutnya dengan mengecualikan eksportir domestik dan pemilik kapal yang beroperasi di wilayah Danau Besar, Karibia, dan teritori AS lainnya. Perseteruan dalam sektor pelayaran laut yang menjadi jalur pengangkutan sekitar 80% perdagangan global menjadi babak terbaru dalam perang dagang yang semakin memanas antara China dan Amerika Serikat, yang telah menyebabkan saling balas tarif di atas 100% untuk berbagai barang impor masing-masing.
Industri Kapal China Kecam Kebijakan Tarif Pelabuhan AS
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Asosiasi galangan kapal China mengecam kebijakan tarif pelabuhan yang diumumkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap kapal-kapal yang terkait dengan China. Mereka menyebut langkah tersebut sebagai tindakan yang berpandangan sempit dan berpotensi merusak industri pelayaran global. Presiden Trump menandatangani perintah pada hari Rabu (16/4) yang meminta untuk menghidupkan kembali industri galangan kapal AS dan mengurangi dominasi China di sektor pelayaran internasional. Namun, pemerintah AS kemudian melonggarkan kebijakan tersebut pada hari berikutnya dengan mengecualikan eksportir domestik dan pemilik kapal yang beroperasi di wilayah Danau Besar, Karibia, dan teritori AS lainnya. Perseteruan dalam sektor pelayaran laut yang menjadi jalur pengangkutan sekitar 80% perdagangan global menjadi babak terbaru dalam perang dagang yang semakin memanas antara China dan Amerika Serikat, yang telah menyebabkan saling balas tarif di atas 100% untuk berbagai barang impor masing-masing.