JAKARTA. Industri kawat bindrat di dalam negeri gelisah melihat kenyataan bahwa produk mereka kalah bersaing menghadapi produk impor. Rasa gelisah kian meningkat tatkala pemerintah tak kunjung menerapkan perlindungan (safeguard) terhadap produk dalam negeri. Padahal, kalangan industri telah menyampaikan usulan safeguard kepada pemerintah sejak Januari tahun lalu. Ario N. Setiantoro, Ketua Kluster Paku dan Kawat Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), bilang, industri kawat bindrat dalam negeri terus menanti keputusan safeguard berupa pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). "Sudah menjelang tahun kedua, tapi safeguard itu tak kunjung diterapkan," ungkap Ario di Jakarta, Kamis (10/3). Usulan safeguard kawat bindrat telah disampaikan oleh IISIA kepada Komite Pengaman Perdagangan Indonesia (KPPI). Beberapa produsen turut mengusulkan. Yakni PT New Simomulyo, PT Bumisaka Steelindo, PT Roda Mas Baja Intan, PT Brataja Welindo Utama, PT Surabaya Wire, PT Bintang Baru Prima, PT Argamas Bajatama, PT Wira Mustika, PT Gihon, dan PT Otto Indura Supra.
Industri kawat menunggu safeguard
JAKARTA. Industri kawat bindrat di dalam negeri gelisah melihat kenyataan bahwa produk mereka kalah bersaing menghadapi produk impor. Rasa gelisah kian meningkat tatkala pemerintah tak kunjung menerapkan perlindungan (safeguard) terhadap produk dalam negeri. Padahal, kalangan industri telah menyampaikan usulan safeguard kepada pemerintah sejak Januari tahun lalu. Ario N. Setiantoro, Ketua Kluster Paku dan Kawat Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA), bilang, industri kawat bindrat dalam negeri terus menanti keputusan safeguard berupa pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). "Sudah menjelang tahun kedua, tapi safeguard itu tak kunjung diterapkan," ungkap Ario di Jakarta, Kamis (10/3). Usulan safeguard kawat bindrat telah disampaikan oleh IISIA kepada Komite Pengaman Perdagangan Indonesia (KPPI). Beberapa produsen turut mengusulkan. Yakni PT New Simomulyo, PT Bumisaka Steelindo, PT Roda Mas Baja Intan, PT Brataja Welindo Utama, PT Surabaya Wire, PT Bintang Baru Prima, PT Argamas Bajatama, PT Wira Mustika, PT Gihon, dan PT Otto Indura Supra.