KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Industri penerima manfaat harga gas khusus US$ 6 per MMBTU wilayah Jawa Timur mengeluhkan realisasi penyaluran gas yang disebut belum memenuhi alokasi yang ditetapkan. Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Rachmat Hutama menjelaskan, secara umum penyaluran gas untuk sektor industri di Jawa Timur pada 2023 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2022. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya pasokan gas dari hulu yang bersumber dari lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB).
"Pada tahun 2023 PGN mampu memenuhi seluruh kebutuhan gas industri di Jatim, baik secara kualitas maupun kuantitas, baik Industri umum maupun Industri yang mendapatkan subsidi Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dari Pemerintah," jelas Rachmat kepada Kontan, Kamis (11/1).
Baca Juga: Perusahaan Gas Negara (PGAS) Targetkan Revitalisasi Terminal LNG Rampung 2025 Rachmat mengungkapkan, mengenai implementasi HGBT penugasan dalam Keputusan Menteri ESDM No. 91 Tahun 2023 (Kepmen ESDM 91/2023), pihaknya berkomitmen penuh terhadap penugasan penyaluran gas tersebut. Meski demikian, Rachmat tak menampik saat ini masih terjadi kendala dimana penyaluran gas dengan harga khusus tersebut masih belum memenuhi alokasi sesuai penugasan dari Pemerintah. Rachmat menjelaskan, penugasan kepada PGN adalah sebagai transporter dan distributor gas. Untuk itu, pihaknya menyalurkan pasokan yang sudah ditetapkan pemerintah sesuai dengan alokasi riil yang ada di lapangan. "Bahkan untuk memenuhi kekurangan alokasi tersebut, PGN menyuplai dengan alokasi non HGBT kepada industri penerima HGBT. Namun tentunya suplai gas tambahan ini harus dipenuhi dengan pasokan dengan harga gas normal sesuai dengan harga alokasi gas yang kami dapatkan dari hulu yang tidak masuk dalam daftar Kepmen ESDM 91/2023. Sehingga pada prinsipnya seluruh kebutuhan gas pelanggan industri Jatim dapat dipenuhi," imbuh Rachmat.
Baca Juga: IPO Citra Nusantara Gemilang (CGAS) Catat Oversubscribed Sebanyak 93,23 Kali Rachmat melanjutkan, kendala saat ini berkaitan dengan realisasi dinamika penyaluran pasokan gas. PGN pun disebut secara aktif berkoordinasi intensif dengan regulator agar pelaksanaan maintenance pemasok di lapangan dapat dilakukan pada periode l
ow demand sehingga dampak gangguan penyaluran gas karena penurunan volume gas ke pelanggan dapat dikurangi. Selain itu, kendala lainnya yakni belum ditandatanganinya kesepakatan antara stakeholder, khususnya kesepakatan para pihak yang mendapatkan penugasan Kepmen ESDM 91/2023. "PGN bersama dengan stakeholder terkait masih melakukan koordinasi dan komunikasi untuk mendapatkan kejelasan mengenai pemenuhan kuota sesuai arahan pemerintah," sambung Rachmat.
Ke depannya, dalam pemenuhan kebutuhan seluruh sektor pengguna gas bumi, PGN akan mengoptimalkan seluruh portofolio pasokan gas yang dimiliki dan menyalurkan gas tersebut ke seluruh pelanggan industri melalui jaringan infrastruktur yang terintegrasi dari hulu hingga hilir atau end user.
Baca Juga: PGN (PGAS) Targetkan Volume Penjualan Gas Tumbuh 4% pada Tahun Ini Rachmat memastikan, PGN akan melakukan optimalisasi pasokan gas melalui strategi penetrasi dengan pengembangan infrastruktur baru di wilayah eksisting dan ekstensi pasar melalui pengembangan infrastruktur baru di wilayah baru yang berpotensi dapat menyerap pasokan gas bumi yang tersedia. Selain itu, pengembangan infrastruktur dan penyaluran gas juga dilakukan melalui moda transportasi gas pipa dan non pipa.
Editor: Noverius Laoli