JAKARTA. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dipastikan memukul industri kemasan nasional. Felix S Hamidjaja, Ketua Umum Asosiasi Industri Kemasan Fleksibel, mengatakan selama ini industri kemasan membeli bahan baku dengan mata uang dollar AS, sedangkan industri menjual produk kepada produsen menggunakan mata uang rupiah. Hal ini jelas merugikan dan menekan margin perusahaan. "Sistem perdagangan kita saat ini, khususnya dalam pembelian bahan baku itu dalam dollar AS, meskipun beli dari industri dalam negeri tapi tetap kita beli pakai dollar. Margin pasti berkurang, sebab 80% bahan baku yang kita pakai dibeli dengan dollar," katanya, kemarin (11/9). Menurut Felix, jangankan memikirkan keuntungan, untuk mendapatkan kembali modal yang sudah dikeluarkan saja sudah sulit. "Apalagi saat ini, ketika produsen membeli ke kami tetap menggunakan sistem kontrak. Sehingga tidak bisa terima langsung pembayarannya," ujarnya.
Industri Kemasan akan naikkan harga jual 20%
JAKARTA. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dipastikan memukul industri kemasan nasional. Felix S Hamidjaja, Ketua Umum Asosiasi Industri Kemasan Fleksibel, mengatakan selama ini industri kemasan membeli bahan baku dengan mata uang dollar AS, sedangkan industri menjual produk kepada produsen menggunakan mata uang rupiah. Hal ini jelas merugikan dan menekan margin perusahaan. "Sistem perdagangan kita saat ini, khususnya dalam pembelian bahan baku itu dalam dollar AS, meskipun beli dari industri dalam negeri tapi tetap kita beli pakai dollar. Margin pasti berkurang, sebab 80% bahan baku yang kita pakai dibeli dengan dollar," katanya, kemarin (11/9). Menurut Felix, jangankan memikirkan keuntungan, untuk mendapatkan kembali modal yang sudah dikeluarkan saja sudah sulit. "Apalagi saat ini, ketika produsen membeli ke kami tetap menggunakan sistem kontrak. Sehingga tidak bisa terima langsung pembayarannya," ujarnya.