JAKARTA. Pelaku industri di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) harus bersiap menanggung peningkatan biaya produksi dari kenaikan harga kemasan. Pasalnya, harga produk kemasan diprediksi bakal terkerek akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan tren pelemahan nilai tukar rupiah. Ariana Susanti, Direktur Pengembangan Bisnis Indonesia Packaging Federation (IPF) bilang, kenaikan harga BBM dan pelemahan nilai tukar membuat harga produk kemasan berpotensi naik sekitar 3% sampai 5%. “Kenaikkan bisa terjadi di awal kuartal III-2013,” katanya kepada KONTAN. Menurut Ariana, kenaikan harga BBM bersubsidi bakal mengerek biaya distribusi bahan baku dan produk kemasan jadi. Sedangkan pelemahan nilai tukar rupiah ikut menekan industri kemasan domestik lantaran selama ini 50% bahan baku kemasan masih diimpor.
Industri Kemasan Menaikkan Harga Jual
JAKARTA. Pelaku industri di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) harus bersiap menanggung peningkatan biaya produksi dari kenaikan harga kemasan. Pasalnya, harga produk kemasan diprediksi bakal terkerek akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan tren pelemahan nilai tukar rupiah. Ariana Susanti, Direktur Pengembangan Bisnis Indonesia Packaging Federation (IPF) bilang, kenaikan harga BBM dan pelemahan nilai tukar membuat harga produk kemasan berpotensi naik sekitar 3% sampai 5%. “Kenaikkan bisa terjadi di awal kuartal III-2013,” katanya kepada KONTAN. Menurut Ariana, kenaikan harga BBM bersubsidi bakal mengerek biaya distribusi bahan baku dan produk kemasan jadi. Sedangkan pelemahan nilai tukar rupiah ikut menekan industri kemasan domestik lantaran selama ini 50% bahan baku kemasan masih diimpor.