Industri kemasan plastik didorong pertumbuhan consumer goods



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bisnis kemasan plastik bertumbuh dengan faktor pendorong utama ialah permintaan produk consumer goods, khususnya sektor makanan dan minuman. Masuk semester-II tahun ini diharapkan ada kenaikan signifikan dari industri kemasan tersebut.

Fajar Budiono, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) menyebutkan bahwa penyerap industri kemasan plastik tersebut tak lain ialah sektor makanan dan minuman (mamin) sebesar 60%. Di tengah pertumbuhan industri mamin kisaran 8%-9% di semester tahun ini, maka bisnis kemasan akan berada di bawah capaian tersebut.

Baca Juga: Konsep fully recyclable (furec) jadi solusi industri kemasan fleksibel


"Mungkin masih kisaran 5,1%-5,2% (sampai akhir tahun ini)," sebut Fajar kepada Kontan.co.id, Rabu (21/8). Menurutnya pertumbuhan bisnis kemasan plastik masih dirasakan stabil sepanjang tahun 2019.

Adapun iklim regulasi dan wacana pelarangan plastik dinilai bakal menjadi tantangan bagi industri ini. Oleh karena itu, Inaplas mengantisipasi dengan menghimbau para produsen agar menerapkan smart packaging, yang merupakan desain besar dari penggunaan plastik daur ulang.

Saat ini beberapa produk plastik sudah diproduksi dengan plastik daur ulang. Seperti kresek sekitar 80% sudah menggunakan bahan baku daur ulang, begitupula dengan beberapa kemasan dan produk alat rumah tangga yang terbuat dari plastik.

Setali tiga uang, Junaedi Purnomo, Sales Manager PT Lawangmas Primapack Indonesia juga mengatakan bahwa industri consumer goods menjadi faktor penting pendorong bisnis kemasan plastik. "Flexible packaging tumbuh seiring permintaan consumer goods," terangnya ditemui di acara Furec, Rabu (21/8).

Junaedi tak menerangkan lebih lanjut, namun perseroan optimis di tahun 2019 ini usai pemilihan umum kondisi pasar dirasakan lebih stabil. Produsen kemasan plastik asal Jawa Timur ini juga tengah mengembangkan kemasan plastik daur ulang guna menanggapi isu sampah plastik.

Manajemen mengaku saat ini porsi daur ulang bergantung pada permintaan klien perusahaan. Lawangmas Primapack diketahui memiliki beberapa klien perusahaan multinasional dan memperluas kebutuhan kemasan plastik di area Jawa Timur. Dengan kapasitas produksi mencapai 80 juta meter persegi per bulannya, Junaedi bilang, penggunaan bahan baku daur ulang tidak membutuhkan mesin khusus. Sehingga tidak ada investasi tambahan untuk memproduksinya, asalkan supply plastik daur ulang tetap terjaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini